TEMPO.CO, Cianjur - Dalam kurun 10 tahun terakhir, jumlah pengunjung Kebun Raya Cibodas mengalami penurunan. Angka penurunannya mencapai 50 persen. "Sepuluh tahun lalu, jumlah pengunjung mencapai 1 juta orang per tahun. Namun saat ini rata-rata hanya 500 ribu hingga 700 ribu," kata Kepala BKT Kebun Raya Cibodas LIPI Agus Suhatman, Selasa, 11 April 2017.
Agus mengatakan penurunan jumlah wisatawan di Kebun Raya Cibodas diakibatkan oleh sejumlah faktor. Di antaranya masalah kemacetan yang semakin parah di jalur Puncak. "Banyak pengunjung yang malas berwisata ke sini karena terlalu lama di perjalanan, dari Bogor hingga Puncak-Cibodas ditempuh selama 4 hingga 8 jam," katanya.
Faktor lain adalah banyak lokasi wisata yang bermunculan di jalur Puncak (Bogor-Puncak-Cianjur). Misalnya Taman Safari Indonesia (TSI) dan Taman Wisata Matahari. Para wisatawan yang kebanyakan tinggal di Jakarta dan Bogor akhirnya memilih tempat wisata lain yang lebih dekat dibanding Kebun Raya Cibodas.
Berkurangnya kunjungan wisatawan ke Kebun Raya Cibodas berdampak pada pemeliharaan infrastruktur. Pengelola tidak bisa lagi memperbaiki jalan yang rusak. Akhirnya pengunjung semakin enggan datang. "Akses jalan yang sempit dan rusak juga menjadi salah satu faktor menurunnya jumlah kunjungan wisata," kata Agus.
Padahal, kata dia, hampir 90 persen anggaran operasional dan dana perawatan konservasi Kebun Raya Cibodas mengandalkan hasil penjualan tiket. "Kami hanya mendapat bantuan dana dari LIPI sebesar Rp 600 juta per tahun untuk pemeliharaan dan Rp 1 miliar per tahun untuk penelitian dan konservasi," ucapnya.
Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman berjanji akan memperbaiki dan membangun akses jalan menuju Kebun Raya Cibodas. Sebab, selama ini, wahana wisata itu memiliki kontribusi untuk kas daerah. Dalam setahun nilainya bisa mencapai Rp 2 miliar. "Bahkan tidak hanya diperbaiki, tapi juga akan kita lakukan betonisasi agar akses perekonomian masyarakat tidak terganggu," katanya.
M. SIDIK PERMANA