TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan keluarga besar KH Hasyim Asyari, Salahuddin Wahid, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menobatkan nama Hasyim Asyari sebagai nama masjid raya di Jakarta. Masjid raya ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Sabtu, 15 April 2017.
"Kami juga berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah mengambil prakarsa dan berkenan meresmikan masjid ini," ujar Sholah, sapaan Salahuddin Wahid, di Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu, 15 April 2017.
Baca: Presiden Jokowi Resmikan Masjid Raya Hasyim Asyari di Daan Mogot
Gus Sholah mengatakan, nama Hasyim Asyari baru pertama kali digunakan sebagai nama masjid raya. Beberapa bulan lalu Universitas Negeri Jakarta juga telah memakai nama yang sama, namun untuk sebuah gedung.
Ada juga sebuah gedung monumental yang sedang dalam pembangunan, ujar Sholah, yaitu Museum Islam KH Hasyim Asyari di Tebu Ireng. “Kami mohon perhatian Bapak Presiden agar museum tersebut dapat segera diselesaikan," ujar Sholah.
Menurut Sholah, penamaan masjid raya tersebut merupakan penghargaan bagi Hasyim Asyari yang telah mendapatkan gelar pahlawan nasional pada 1964. Hasyim Asyari juga dikenal sebagai tokoh pesantren, ulama, dan tokoh Islam. "Tapi tak banyak yang mengetahui bahwa beliau adalah tokoh yang berhasil memadukan keindonesiaan dan keislaman," ujar Sholah.
Sholah mengatakan, Hasyim Asyari lewat Wahid Hasyim menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) telah memberikan sumbangsih dalam proses pembentukan negara Indonesia dalam wujud pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, di dalamnya terkandung Pancasila.
"Lewat partai Masyumi, Hasyim Asyari memperjuangkan berdirinya departemen agama yang merupakan perpaduan pertama antara negara Indonesia dengan agama Islam," ujar Sholah. Menurut Sholah, masih banyak lagi sumbangsih Hasyim Asyari.
Baca juga: Jadi Nama Masjid Raya, Sumarsono: Agar Hasyim Asyari Dikenang
"Islam yang dibawa Hasyim Asyari tidak liber dan tidak konservatif. Tidak berlebihan mengatakan KH Hasyim Asyari tokoh utama di antara sekian tokoh yang berhasil memadukan keindonesiaan dan keislaman," kata Sholah.
LARISSA HUDA