TEMPO.CO, Depok -Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jendral Tito Karnavian mengatakan peredaran narkoba sudah merajalela di Indonesia. Bahkan narkoba sudah masuk ke kampus-kampus dan meracuni generasi muda. "Harus ada gerakan besar untuk melawannya," kata Tito usai memberikan kuliah umum di Balairung Universitas Indonesia, Selasa, 25 April 2017.
Tito memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa dari berbagai universitas yang datang untuk mendeklarasikan “Gerakan Mahasiswa Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Narkoba” di Universitas Indonesia.
Mahasiswa semester VI Program Vokasi Managemen Informasi dan Dokumen, Rama Pratama, mengatakan perlu ada gerakan mahasiswa secara masif untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. "Sebab, mahasiswa merupakan agen perubahan," ucapnya.
Baca: BNN Tegal Sinyalir Narkoba Masuk Lewat Pelabuhan Kecil
Menurut Rama, bukan hanya mahasiswa, narkoba juga sudah meracuni pelajar. "Untuk mencegah memang harus dimulai dari kita. Lapor kalau ada pengedar narkoba," katanya.
Mahasiswa semester IV Fakultas Ekonomi Menegemen Universitas Kristen Krida Wacana, Marshallino Sianturi, mengatakan peran mahasiswa penting untuk mengkampanyekan bahaya narkoba. "Sudah banyak yang terjerumus," ucapnya.
Marshallino memperkirakan, hampir seluruh universitas di Indonesia tidak luput dari peredaran narkoba. Untuk itu diperlukan kerja sama dengan semua elemen guna memberantas peredaran narkoba. "Kalangan mahasiswa banyak. Mereka menggunakan ganja dan sabu. Mahasiswa menjadi korban," ujarnya.
Baca: Yasonna: Jumlah Tahanan Narkoba Naik 70 Ribu dalam Dua Tahun
Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anies mengatakan angka pengguna narkoba paling tinggi ada di pelajar dan mahasiswa. "Ada 1,2 juta jiwa pelajar dan mahasiswa yang terpapar narkoba," ucapnya.
Bahkan, karena narkoba lima orang tewas per hari. Adapun total pengguna narkoba di Indonesia telah mencapai 48 ribu jiwa.
Menurutnya, dengan adanya Gerakan Mahasiswa Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Narkoba yang melakukan deklarasi anti narkoba, diharapkan bisa menjadi garda terdepan dalam memberantas narkotika. "Terutama di kalangan pemuda dan mahasiswa," ujarnya.
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Dokumentasi DPP Aliansi Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba Ghazaly Ama La Nora mengungkapkan dalam tiga tahun terakhir jumlah penyalahgunaan narkoba terus meroket di Indonesia. Angkanya mencapai 121.745 pada 2014-2016. "Perlu strategi bersama dalam memeranginya," kata Ghazaly.
Berdasarkan data Badan narkotika Nasional, pada 2014 penyalahgunaan narkoba mencapai 35.666 kasus. Sementara barang bukti yang disita sebanyak 1,1 ton sabu, 11,9 kg heroin, 68,1 ton ganja, 487.453 butir ekstasi. Pada 2015 jumlah kasus meningkat menjadi 40.827 kasus, dengan barang bukti 4 ton sabu, dan 1,4 juta butir ekstasi.
Sementara pada 2016 kasunya menjadi 45.252 dengan barang bukti sabu 4,5 ton, sabu cair 52,2 kilogram dan ekstasi 1,7 juta butir. "Penyalahgunaan narkoba sudah sangat mengkhawatirkan bagi seluruh elemen bangsa dan negara," ujarnya.
IMAM HAMDI