TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno masih merahasiakan nama-nama yang akan membantu dirinya dan Gubernur terpilih Anies Baswedan dalam tim penyelaras yang akan berkomunikasi dengan Pemerintah DKI Jakarta selama masa transisi.
Sandiaga Uno mengatakan nama-nama anggota tim masih dalam pertimbangan dan baru akan diumumkan setelah penetapan resmi hasil Pilkada DKI oleh Komisi Pemilihan Umum pada 5 Mei 2017 mendatang.
Sandiaga Uno mengharapkan nantinya tim dapat membantu kinerja tanpa menghambat kerja gubernur dan wakil gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat hingga Oktober nanti.
Baca: Anies-Sandi Segera Bentuk Tim Transisi
"Sekali lagi, ini tidak bisa juga disebut tim transisi, karena yang dilakukan berkisar pada penyiapan dan sinkronisasi," ujar Sandi ketika ditemui setelah cara peringatan 100 Tahun Aisyiyah di Kompleks Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Senin, 1 Mei 2017.
Ia mengaku nama-nama yang akan masuk dalam tim tersebut masih diteliti. "Diumumkan setelah penetapan, 4 atau 5 Mei. Tim sedang dalam finalisasi, dan nanti akan langsung mulai bekerja," jelas Sandi.
Selain dibentuk untuk melancarkan komunikasi dengan pemerintahan Ahok-Djarot, tim ini juga didapuk untuk menjadi motor persiapan kinerja Anies-Sandi nanti. "Ini tim yang kami harapkan juga menjadi mesin untuk mempercepat dan membantu juga penyesuaian anggaran mulai tahun 2018, agar bisa sesuai dengan program utama Anies-Sandi," kata dia.
Dalam dokumen kampanye lalu, disebutkan nama-nama yang tertera dalam dewan pakar Anies-Sandi. Mereka berjumlah 17 orang yang dimina masukannya atas berbagai permasalahan di DKI Jakarta.
Baca: Sindir Sandi Soal Tim Transisi, Djarot: Ini Pilgub, Bukan Pilpres
Tercatat nama-nama seperti Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja yang merupakan mantan Komisioner KPK tergabung dalam tim tersebut. Terdapat juga nama Rikrik Rizkiyana selaku pakar hukum usaha, Adhamaski Pangeran sebagai ahli tata kota dari Institut Teknologi Bandung, Achmad Izzu Waro sebagai penggiat transportasi, serta Sukma Widyanti, sosiolog Universitas Indonesia.
Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur, Anies-Sandi mempercayakan masukan dari Ali Sunandar, peneliti Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Universitas Indonesia. Di ranah lingkungan hidup, ada nama aktivis lingkungan Irvan Pulungan dan Reiza Patters. Beberapa ahli pemasaran, manajemen, dan pengusaha juga turut disertakan, seperti Faransyah Agung Jaya, Arie Mufti, dan Anang Kelanajaya Umaedi.
Beberapa pakar komunikasi dan jurnalis tak luput dihadirkan dalam tim, seperti Eman Sulaeman Nasim, Linda Djalil, Budi Purnomo, Ida Sudoyo, dan Iwan Setiawan.
AGHNIADI