TEMPO.CO, Jakarta – Kawasan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo dijaga personel dari polisi, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja. Penjagaan ini bertujuan mengantisipasi premanisme yang dikabarkan meningkat beberapa waktu terakhir, terutama untuk masalah parkir liar.
”Personel yang kami turunkan dari kelurahan, kecamatan, dan pemerintah kota,” kata Camat Penjaringan Mohammad Andri saat ditemui di lokasi, Senin, 1 Mei 2017.
Terkait dengan jumlah personel, menurut Andri, setiap hari ada 40 personel Satpol PP. Mereka masuk dari pagi mulai pukul 09.00 hingga 16.30. Shift malam dari 16.30 sampai 21.00. “Ada dua shift setiap hari,” ujar Andri.
Baca: Preman Parkir Liar di Kalijodo, Ahok Lapor Polisi
Adapun untuk masalah pengelolaan parkir, kata Andri, Dinas Perhubungan menurunkan 10 personel. Dishub juga menggandeng TNI dan polisi. TNI ada 10 anggota yang diturunkan. Polisi menurunkan 10 orang. “Total ada 70 personel tiap hari,” ujarnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat geram dengan maraknya aksi premanisme belakangan ini di RPTRA Kalijodo. Ia mengatakan akan menindak tegas siapa pun yang memanfaatkan kekalahannya dalam pilkada DKI 2017, terutama menyangkut RPTRA Kalijodo. Djarot mengingatkan, ia bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih memimpin DKI sampai Oktober tahun ini.
Artinya, sebelum Oktober 2017, wewenang di pemerintahan DKI masih dalam kendalinya bersama Ahok. Djarot menyebutkan contoh kasus yang memanfaatkan kekalahannya, yaitu perusakan fasilitas Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau RPTRA Kalijodo.
Baca: Parking Meter di Kalijodo Tak Berfungsi, Ahok: Diganti Gerbang
”Saya kadang ketawa. Kami ini masih gubernur-wakil gubernur sampai Oktober. Kalau ada yang memanfaatkan untuk yang tidak baik, kami akan tindak tegas,” kata Djarot beberapa waktu lalu.
IRSYAN HASYIM | JH