TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kehutanan DKI Djafar Muchlisin meminta sejumlah pihak yang terlibat dalam proyek revitalisasi Lapangan Banteng untuk memulai pembangunan fisik pada Mei 2017. "Bulan Mei sudah harus mulai," kata Djafar saat ditemui di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Mei 2017.
Djafar mengatakan, pembangunan fisik proyek revitalisasi tersebut hingga kini belum dimulai. Adapun peletakan batu pertama dimulainya proyek sudah dilakukan pada pertengahan Maret 2017. Menurut Djafar, pihaknya rutin mengadakan rapat membahas perkembangan proyek setiap hari Kamis.
Rahadi Santoso dan Irma Rahadi Santoso, pihak yang mengerjakan pembangunan pagar di area Lapangan Banteng, kini sedang melakukan lelang internal untuk mencari kontraktor yang akan mengerjakan. Untuk lapangan bola, PT Rekso Nasional Food sedang menyiapkan desainnya.
Baca: Biaya Revitalisasi Lapangan Banteng Rp 60 M, Ini Perinciannya
Sinar Mas Group yang kebagian mengerjakan perbaikan Monumen Pembebasan Irian Barat dan taman juga masih dalam tahap persiapan. "Semua progres tidak mandek tapi dalam proses persiapan," ujarnya.
Menurut Djafar, ada kemungkinan waktu untuk memulai pembangunan fisik proyek revitalisasi tidak akan berjalan bersamaan. Sehingga, ia sendiri tidak mengetahui pasti target penyelesaian proyek yang menelan biaya Rp 60 miliar itu. "Tidak ada target pasti (selesainya). Tapi kami ingatkan pada mereka mulai Mei ini sudah harus mulai," kata dia.
Proyek revitalisasi Lapangan Banteng sepenuhnya dibiayai oleh swasta. Proyek itu terbagi dalam beberapa pekerjaan, di antaranya pengerjaan pembangunan pagar, pembangunan lapangan olahraga, perbaikan Monumen Pembebasan Irian Barat, dan pengerjaan taman.
Baca: DKI Revitalisasi Lapangan Banteng, Sumarsono: Titipan Pak Ahok
Untuk pembangunan pagar, Pemerintah Provinsi DKI menerima kompensasi sebesar Rp 6,4 miliar dari pelampauan koefisien lantai bangunan (KLB) yang diajukan Rahadi Santoso dan Irma Rahadi Santoso. Sedangkan pengerjaan lapangan seluas 10 hektare akan dibiayai melalui corporate social responsibility PT Rekso Nasional Food sebesar Rp 6,2 miliar.
Biaya paling besar adalah perbaikan Monumen Pembebasan Irian Barat dan taman yang mencapai Rp 43 miliar. Perusahaan Sinar Mas akan membiayai pekerjaan tersebut sebagai bentuk kewajiban atas pelampauan KLB untuk proyek Lot 18 di Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Perbaikan Tugu Irian Barat akan dilengkapi dengan bangunan berbentuk setengah lingkaran yang difungsikan sebagai amphitheater. Area monumen bersejarah itu juga dilengkapi dengan kolam serta pelataran yang difungsikan untuk berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan, seperti konser musik danfashion show.
Rencananya, di area Lapangan Banteng juga akan dibangun Bangunan Bendera, yang merupakan bangunan penunjang linear untuk mempertegas keberadaan monumen. Selain dipakai untuk meletakkan bendera pada acara kenegaraan, itu akan difungsikan sebagai service area, antara lain berisi toilet, musala, ruang pengelola, dan food court.
Sementara itu, zona olahraga akan terbuka selama 24 jam bagi semua warga Jakarta. Arena ini akan mempertegas ruang terbuka hijau sebagai area resapan kota. Namun fungsi di dalamnya dapat digunakan masyarakat untuk berolahraga karena tersedia lapangan sepak bola, lapangan basket, dan lapangan serbaguna. Juga dapat digunakan untuk berekreasi karena dilengkapi dengan taman bermain anak.
FRISKI RIANA