TEMPO.CO, Jakarta - Tak ada firasat apapun di benak Asiah sebelum anaknya, Bripda Taufan Tsunami tewas akibat serangan bom bunuh diri di Halte Busway Kampung Melayu, Jakarta Timur. Hanya saja, Bripda Taufan sempat berjanji akan membawakan buah durian paling besar untuk ibunya.
"Jam tujuh malam dia menelepon, tanya ke saya, lagi ngapain?" ucap Asiah di Tempat Pemakaman Umum Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Kamis, 25 Mei 2017. Asiah yang sedang di rumahnya di Kampung Kranggan Wetan, Gang Ili RT 2 RW 10, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, menjawab sedang duduk di teras rumah.
Baca: Lima Tahun Berpacaran, Kekasih: Ridho Orang yang Romantis
"Saya tanya, kok berisik. Ada apa?" kata Asiah. Almarhum Taufan yang kini berpangkat Brigadir Satu Anumerta tersebut menjawab sedang bertugas, tak jauh dari kantornya. Taufan ketika malam itu sedang melakukan pengamanan pawai obor menyambut Bulan Suci Ramadan.
"Umi pesan apa? nanti dibawain Durian paling gede," kata Asiah. Usai percakapan beberapa menit itu, Taufan memutus sambungan telepon, karena harus melanjutkan tugasnya. Selang dua jam kemudian, bom bunuh diri meletus tepat di lokasi anaknya berjaga. Bripda Taufan pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Baca Juga:
"Dia anak yang baik, sangat penurut kepada orang tua," kata dia. Karena itu, Asiah mengaku telah mengikhlaskan kepergian anak kedua dari tiga bersaudara tersebut. Menurut dia, anaknya yang kini berusia 23 tahun tersebut gugur dalam menjalankan tugas negara. Ia sepenuhnya menyerahkan ke kepolisian ihwal kasus teror tersebut.
Baca: Korban Bom Kampung Melayu Bripda Taufan Ingin Segera Menikah
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Brigadir Jenderal Suntana mengatakan, lembaganya menaikkan pangkat Bripda Taufan menjadi Briptu Anumerta. "Ini adalah penghargaan kepada Almarhum yang gugur dalam menjalankan tugasnya," kata Suntana di TPU Pondok Ranggon.
Bripda Taufan menjadi sasaran bom bunuh diri ketika mengamankan pawai obor di sekitar halte Busway Kampung Melayu, Jakarta Timur. Selain Taufan, dua anggota polisi Sabhara yang meninggal antara lain, Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Gilang Adinata. Tak hanya polisi, sejumlah warga sipil juga mengalami luka-luka.
ADI WARSONO