TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat memperkirakan produksi sampah di wilayah setempat meningkat hingga 10 persen selama Ramadan. "Terutama sampah plastik," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kota Bekasi, Jumhana Lutfi, Jumat, 26 Mei 2017.
Masyarakat akan lebih banyak mengkonsumsi makanan instan. Ia mengatakan meningkatnya produksi sampah itu lantaran meningkatnya aktivitas masyarakat mengolah makanan, baik untuk buka puasa maupun sahur.
Baca:
Asisten Sekda DKI: Jika Sampah Dikelola Mandiri ...
DKI Menunggak Uang Bau Sampah 5 Bulan, Bekasi Terpaksa Menalangi
Lutfi mengatakan, normalnya produksi sampah masyarakat Kota Bekasi di lingkungan maupun pasar tradisional mencapai 1.600 ton per hari. Selama Ramadan diperkirakan meningkat hingga 1.760 ton per hari. "Kami menyiapkan 260 armada sampah," kata dia.
Sampah akan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sumur Batu di Kecamatan Bantargebang. Ia mengatakan tak ada perubahan jadwal pengangkutan sampah dari sumbernya. Selain itu juga tidak ada penambahan petugas.
Jumhana mengatakan meski sudah melampaui kapasitas, TPA Sumur Batu dianggap masih bisa menampung sampah produksi masyarakat Kota Bekasi. Namun, pihaknya mengupayakan ada perluasan zona melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan. "Tahun ini ada pengadaan lahan."
Baca juga:
Pasca-Bom Kampung Melayu, Penjagaan Pusat Keramaian Diperketat
Warga Bukit Duri Mengambil Undian Rumah Susun di Balai Kota
Ia mengatakan tak adanya teknologi pengolahan sampah di TPA membuat pengelolaan di sana masih tradisional yakni open dumping. Karena itu, idealnya setiap tahun ada penambahan zona hingga lima hektare. "Tahun ini dialokasikan anggaran hingga Rp26 miliar untuk pembebasan lahan," kata dia.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Rakyat Daerah, Kota Bekasi, Wasimin meminta pemerintah tak sampai telat mengangkut sampah selama Ramadan. Sebab, produksi sampah dipastikan lebih cepat dibanding hari biasa. "Jangan sampai sampah menumpuk tidak diangkut."
ADI WARSONO