TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan akan tetap menggelar operasi penertiban terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), seperti gelandangan dan pengemis. Jumlah gelandangan dan pengemis biasanya melonjak saat Ramadan.
"Pasti (akan ada operasi) karena antisipasi gelandangan dan pengemis itu kan program yang rutin kami gelar," kata Djarot di Balai Kota, Rabu, 31 Mei 2017. Apalagi saat puasa dan menjelang lebaran.
Baca:
Bawa Duit Rp 90 Juta, Pengemis Ini Terjaring Razia
Pengemis Tajir, Bermodal Cacat Fisik, Raih Rp 500 Ribu Sehari
Djarot tidak akan menoleransi mereka yang berbondong-bondong datang tanpa keahlian kemudian mengemis di Jakarta. Apalagi, kata dia, sebagian besar dari mereka bukan warga DKI Jakarta. "Sebagian besar di-drop dari luar (Jakarta).
Antisipasi yang akan dilakukan adalah menjaga tempat mangkal mereka. “Sekarang sudah berkurang banyak banget," ujar Djarot.
Baca juga:
Soal APBD Perubahan, Ketua DPRD: Ya atau Enggak Tergantung Saya
Penghinaan Rizieq, Kepala Polres Tangerang: Indrie dan FPI Damai
Jika masih ditemukan gelandangan dan pengemis di Jakarta, aparat tidak segan menangkap mereka. Mereka akan dimasukkan ke panti sosial.
Menurut Djarot, tahun ini terjadi peningkatan titik rawan gelandangan dan pengemis. Sebelumnya jumlah titik rawan sebanyak 48 lokasi di lima kota administrasi. Namun, berdasarkan hasil pemetaan Dinas Sosial, sekarang jumlah titik rawan PMKS berada di 276 tempat.
Dinas Sosial mencatat terdapat pergeseran penyebaran gelandangan dan pengemis. Rata-rata mereka berpindah ke titik rawan permukiman dan tempat-tempat umum ramai lainnya, yaitu tempat ibadah, jembatan penyeberangan orang, tempat pemakaman umum, pasar tradisional, dan mal.
LARISSA HUDA