TEMPO.CO, Jakarta – Aktivis Komunitas Tionghoa Antikorupsi, Lieus Sungkharisma, memuji Djarot Saiful Hidayat sebagai negarawan sejati. Sebab, pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta itu bersedia menerima kedatangannya meski mereka pernah berseberangan pada masa pilkada DKI lalu. “Dia enggak ada sakit hati atau apa,” kata Lieus setelah bertemu dengan Djarot di Balai Kota, Kamis sore, 8 Juni 2017.
Lieus selama ini kerap mengkritik gaya kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat masih menjadi gubernur. Dia menganggap Djarot sama dengan Ahok.
Dengan alasan itulah, saat pilkada DKI 2017, Lieus mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Ia terlibat saat deklarasi kelompok relawan Barisan Teman Agus-Sylvi. Setelah Agus-Sylvi kalah di putaran pertama, Lieus mengalihkan dukungan kepada Anies Baswedan-Sandiaga Uno. “Saya paling vokal menyuarakan dukungan,” katanya.
Pada Mei lalu, Lieus datang ke Balai Kota untuk suatu keperluan. Namun dia tidak sempat bertemu dengan Djarot karena diusir oleh pendukung Ahok.
Menurut Lieus, dia perlu meminta izin dari Djarot untuk membicarakan pemasangan Gong Perdamaian Nusantara. Lieus bersama perwakilan World Peace Gong ingin memasang gong di kawasan Monas.
Hari ini, dia kembali dengan keperluan yang sama. Teman-temannya menyarankan agar Lieus mengurungkan niatnya itu. “Banyak yang bilang nanti lu datang diusir loh sama Pak Djarot,” kata Lieus. “Ternyata kagak. Beliau terima dengan hati terbuka.”
Djarot bahkan menyetujui pemasangan gong itu. Namun lokasinya tidak di Monas, melainkan di Lapangan Banteng. “Luar biasa itu. Jadi happy lah saya,” kata Lieus.
FRISKI RIANA