TEMPO.CO, Jakarta -Rencana penerapan kebijakan full day school tengah hangat, dan sebuah Sekolah Dasar di Jakarta Pusat ini menyebut sistem yang telah mereka laksanakan itu berdampak positif.
"Sekolah kami memiliki konsep memperkenalkan budaya lokal kepada siswa," ujar Kepala Sekolah Dasar Negeri 01 Menteng Edi Kusyanto saat ditemui Tempo di Jalan Besuki, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 16 Juni 2017.
Baca : Jokowi Pahami Keresahan Masyarakat Soal Full Day School
Konsep lima hari belajar, menurut Edi telah dilaksanakan sekolah sejak sembilan tahun lalu. Jam belajar mulai dari pukul 06.30 sampai 15.30. Aktifitas belajar dalam ruangan terbagi yakni kelas satu sampai tiga hingga pukul 12.00. Kelas empat sampai enam itu hingga pukul 14.00. "Selebihnya siswa beraktifitas kesenian dan olahraga," ujar Edi.
Di sekolah ini, Edi mengatakan punya ruangan khusus kesenian gambang kromo. Ada juga ruangan untuk musik berisi 25 unit piano dan beberapa unit angklung. "Fasilitas kesenian itu semua di lantai dua," ujarnya.
Lapangan berukuran 30×16 meter yang berada ditengah sekolah, menurut edi menjadi lapangan multifungsi. Bisa digunakan untuk ektrakurikuler basket, futsal, volley, dan bulutangkis. Olah raga bela diri seperti pencak silat, taekwondo, dan karate juga latihan di sini. "Semua itu ekstrakulikuler yang ada di sekolah kami," katanya.
Simak : Full Day School, Kemdikbud: Jam Kerja Guru Jadi 40 Jam per Pekan
Anak-anak juga, kata Edi, dalam dua kali sepekan berolahraga. Berlari dengan mengelilingi daerah Menteng. Satu kali juga kami mengadakan senam bersama tiap minggu. "Metode ini kami pilih biar anak- anak tidak bosan di dalam ruangan," ujarnya.
Sebagai sekolah yang pernah jadi tempat belajar mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, kata Edi, fokua untuk pengembangan bahasa inggris siswa. Ekstrakurikuler bahasa Inggris diadakan untuk melatih kemampuan anak.
Sepekan sekali juga diadakan "English Day" jadi ajang unjuk kemampuan bahasa dari anak. "Kami persiapankan semua karena sekolah sering dikunjungi bule-bule," katanya.
Terkait makanan saat istirahat, Edi mengatakan ada kantin yang dikelola komite sekolah. Ada juga siswa yang membawa bekal yang telah dipersiapkan sama orang tua. Makanan yang dipersiapkan di kantin juga adalah makanan yang sehat karena dikelola sendiri oleh perwakilan orang tua. "Harganya dari Rp 5 ribu sampai 8 ribu," katanya.
Menurut Edi semenjak pencabutan status rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) pihak sekolah tidak lagi memunggut biaya dari siswa. Anggaran berasal dari bantuan operasional sekolah (BOS). Guru juga sebagaian besar telah PNS yang telah menerima tunjangan sertifikasi.
Baca juga : Lembaga Maarif NU: Full Day School Memicu Keresahan di Daerah
Orang tua siswa SDN 01 Menteng, Joyce Manurung mengatakan sangat beruntung bisa anaknya bisa bersekolah dalam lima hari. Apalagi di sekolah telah disiapkan makanan higienis yang dikelola sendiri oleh orang tua siswa. "Sehingga kami bisa percaya apa yang di makan oleh anak kami saat istirahat," kata Joyce.
Adanya ekstrakurikuler dari sekolah (sebagai bagian dari full day school), kata Joyce membantu tingkat kepercayaan diri anaknya. Gambang kromo dan taekwondo yang diikutinya. Selain itu masih mengikuti kursus musik diluar sekolah bersama siswa dari sekolah yang lebih elit. "Anak saya tetap bisa bersaing dan tidak minder," katanya.
IRSYAN HASYIM
Video Terkait:
Full Day School Ala Mendikbud Dinilai Tabrak Perda Diniyah