TEMPO.CO, Jakarta - Abdul Rohim, 46 tahun, hanya seorang sopir pribadi. Tapi aktifitas yang dilakoninya punya dampak besar bagi pengendara di kota Jakarta. Saban malam, selepas kerja, warga Cengkareng ini meluangkan waktunya untuk menyapu ranjau paku. Pekerjaan sederhana ini belakangan melahirkan gerakan yang cukup massif setelah ia mendirikan Komunitas Saber Paku.
Inisiatif Rohim berawal ketika ia menyaksikan banyaknya ban motor yang gembos seusai melintas Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Usut punya usut, musibah itu dipicu oleh ranjau paku yang bertebaran di jalan. Rohim curiga, ranjau tersebut sengaja dipasang oleh tukang tambal ban yang ingin mencari keuntungan di atas penderitaan pengendara motor.
Berangkat dari keprihatinan itulah Rohim mendisain alat penyapu ranjau yang terbuat dari rangkaian besi magnet yang ditempel dengan seutas tali. Hanya dengan mengayunkan alat itu di atas jalan, paku yang bertebaran menempel seketika. Aktifitas yang dimulai sejak 2010 itu mulai terorganisir setelah Rohim mengajak dua rekannya, Siswanto dan Endang.
Baca: Tips dari Abdul Rohim untuk hindari ranjau paku
Kegiatan sapu ranjau biasanya mereka lakukan di pagi maupun malam hari. Daerah yang menjadi target operasi adalah kawasan Jakarta Pusat, seperti Roxy, Cideng, AM Sangaji, Veteran, Majapahit, Galur, underpass Senen, dan di depan Istana Negara. Untuk membiayai kegiatan tersebut, Rohim dan rekan-rekannya tak segan merogoh kocek pribadi.
Baca Juga:
Ide sederhana Rohim belakangan menggelinding bak bola salju. Puluhan orang bersedia membantu. Apalagi, ranjau paku ternyata banyak ditemui di berbagai tempat lain. Para relawan ini sepakat membentuk Komunitas Saber Ranjau Paku alias Sapu Bersi Ranjau Paku dan mendaulat Rohim sebagai ketua. Berdiri pada 2011, anggota komunitas ini kini hampir lima puluh orang.
Lihat aksi-aksi komunitas saber paku di sini
Komunitas ini menggelar operasi paku di berbagai tempat di Ibukota. Mereka pernah mengumpulkan sekitar 15 kilogram paku dalam satu kali operasi. Inisiatif komunitas ini belakangan mendapat simpati Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya. Polisi mendukung gerakan ini dengan menyumbang rompi dan alat pendukung lain seperti lampu pengarah jalan.
RIKY FERDIANTO