TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian warga Jakarta dan kota sekitarnya mengisi libur hari raya Lebaran pada hari ke 2 dengan menjajal bis gratis Jakarta Explorer.
Minat warga yang besar membuat antrian mengular pada titik-titik perhentian bis, seperti di depan masjid Istiqlal. Halte ini dikenal dengan nama halte Juanda / Istiqlal karena berada tepat di depan mesjid Istiqlal dan stasiun kereta Juanda.
Baca: DKI Adakan Program Bina Kependudukan Bagi Pendatang Baru
Terlihat pada sore tadi ada antrian sekitar tiga ratus orang, yang ujung antreannya memasuki halaman mesjid Istiqlal. Salah seorang penumpang, Yeni, mengatakan dia datang bersama keluarga untuk mencoba bis gratis ini.
"Saya ke sini berlima dengan suami, dua anak dan seorang adik," kata Yeni saat ditanya Tempo. " Saya sudah menunggu sejak pk 14.30 WIB, hampir satu jam. Yah, namanya juga belum pernah naik bis ini,” kata Yeni.
Baca: Malam Takbiran, Djarot Gelar Festival Beduk di Balai Kota
Yeni mengaku dia berasal dari Depok. “Saya dengar tentang bis ini dari baca berita dan dengar cerita teman."
Sedangkan Aris Risman, 38 tahun, dari Bogor, mengaku datang bersama anak. Dia berusaha mendapatkan kursi paling depan di lantai 2 bis wisata ini. Dia mengaku tertarik menjajal bis ini karena gratis.
"Saya bela-belain antri, mumpung gratis. Besok saya mau mencoba rute yang lain. Kan mau menikmati fasiltas pemerintah." kata Aris menjelaskan.
Antrian ini terbagi menjadi dua yaitu rombonganuntuk mengikuti rute Sejarah Jakarta dan Jakarta Baru. Bus melayani kedua rute ini dari Senin hingga Sabtu pukul 09.00 – 17.00 WIB dan hari Minggu pukul 12.00-19.00 WIB.
Selain kedua rute ini masih ada empat rute lain yaitu Jakarta Pencakar Langit, Kesenian dan Kuliner, Ruang Terbuka Jakarta ( RPTRA Kalijodo) dan yang terbaru ke Makam Mbah Priok. Ke empat rute itu memiliki hari dan jam layanannya berbeda.
Penumpang yang masuk ke dalam bis, saat memasuki pintu diberi tiket. Kapasitas penumpang tiap bis berbeda yaitu antara 60-80 orang. Anak-anak diminta duduk dipangku penumpang dewasa.
Selain itu, penumpang dilarang berdiri selama mengendarai bis ini. Bis pariwisata bertingkat ini merupakan sumbangan perusahaan swasta yang dikelola oleh PT Transjakarta.
Tampilan luar bis ini tidak seragam karena di hias sesuai nama perusahaan penyumbang seperti Dulux, Tahir Foundation, Coca-Cola, dan CIMB Niaga.
MARIA FRANSISCA