TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communications PT KCJ Eva Chairunnisa mengatakan, pada masa libur Lebaran, kereta rel listrik atau KRL dipadati penumpang musiman. Mereka adalah kelompok masyarakat yang selama ini jarang atau tidak pernah menggunakan commuter line. Karena itu, mereka kurang memahami tata tertib penggunaan KRL, terutama masalah kebersihan. “Musim libur memang seperti ini, karakter penumpang musiman,” katanya melalui sambungan telepon, Kamis, 29 Juni 2017.
Pernyataan Eva itu menjadi tanggapan atas keluhan pengguna KRL tentang sampah yang bertebaran di gerbong kereta. Salah satu keluhan itu disampaikan Elizabeth Martina lewat akun Facebooknya. Martina mengunggah foto sampah di dalam gerbong pada 27 Juni 2017. “I wanna CRY! Where is my clean commuter line? This is so disgusting! So ashamed with people's attitude of eating n drinking then littering everywhere like EVERYWHERE,” tulis Martina.
Martina meyakini sampah yang ada di gerbong itu bukan lantaran petugas kebersihan lalai menjalankan tugas. Dia menuding pemandangan jorok itu adalah perbuatan orang-orang yang tidak memahami aturan. “I think the cleaning service personel has done their best to clean the train every time the train stopped but these people just don't care.....kpn Indonesa maju kalo buang sampah ajah ga bisa? Even there are signs everywhere not to eat and drink inside the train!”
Tak lama setelahnya, Martina juga mengunggah foto serupa pada KRL jurusan Jurangmangu, Tangerang Selatan. Pada keterangan foto, Martina menulis, “Udah ga tlalu kaget hari ini lihat gerbong KRL arah Jurangmangu dipenuhi sampah sperti kemarin. Ada botol2, biskuit di selipan kursi, tisu, plastik, biskuit terinjak.”
Eva mengatakan foto pertama yang diunggah Martina itu berada di Stasiun Bogor. Saat itu, KRL baru tiba dan belum dibersihkan petugas. “Petugas full standby sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur),” ujanya.
Menurut Eva, pihaknya telah berkali-kali menurunkan penumpang yang kedapatan membuang sampah dalam KRL. Namun, pada musim liburan ini, karakteristik penumpang berbeda dengan penumpang di hari biasa. “Pada musim liburan, banyak ibu-ibu bawa anak dan mereka memberikan snack atau makanan ke anak-anaknya,” tuturnya.
ARKHELAUS W.