TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan jalan layang lingkar Semanggi, Jakarta Selatan, sudah selesai. Rencananya jalan itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Agustus 2017. Namun saat ini pemerintah belum memutuskan nama bagi jalanan baru tersebut. "Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) minta namanya Simpang Susun Semanggi. Simpang Baja Semanggi itu usulan banyak orang juga," ujar Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, saat ditemui di kawasan Kota Tua Jakarta, Ahad, 16 Juli 2017.
Djarot mengatakan untuk nama jalan itu, kata Semanggi harus muncul. Nama itu, kata dia, memiliki landasan yang diciptakan pertama oleh Presiden pertama Soekarno dan juga perancangnya, Soetami.
Ia pun mengatakan untuk memastikan nama yang akan digunakan, pemerintah DKI akan menggelar rapat pimpinan. "Nanti kita putuskan antara 2 nama itu, Simpang Susun Semanggi atau Simpang Baja Semanggi," kata Djarot.
Djarot mengaku sudah datang ke Semanggi untuk melihat perkembangan terakhir sebelum diresmikan. Ia optimistis jalan layang baru itu dapat menjadi solusi kemacetan di kawasan itu.
Jalan layang itu memperemukan jalanan dari arah Blok M, dari arah Cawang, dari arah Senayan, dan dari arah Bundaran Hotel Indonesia. "Dapat mengurai kemacetan dengan catatan pekerjaan MRT (mass rapid transportation) di Benhil (Bendungan Hilir) dan Blok M selesai," kata Djarot.
Jembatan simpang Semanggi merupakan bagian dari proyek-proyek konstruksi yang sedang dibangun di DKI Jakarta, termasuk halte Koridor 13 Transjakarta, MRT, dan LRT.
EGI ADYATAMA