TEMPO.CO, Jakarta - Rapat pimpinan daerah DKI Jakarta memutuskan memberi nama proyek simpang susun Semanggi tetap sebagai Simpang Susun Semanggi. "Tadi kami putuskan, sepakat namanya Simpang Susun Semanggi," kata Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 17 Juli 2017.
Jalan raya Simpang Susun Semanggi ini akan dibuka pada soft launching 29 Juli 2017. "Di dalam soft launching, kita bisa sosialisasikan bahwa (simpang) ini sudah bisa digunakan," ujar Djarot.
Djarot menjelaskan, beberapa persiapan sedang dilakukan untuk soft launching tersebut. "Saya minta Dinas Bina Marga dan kontraktor untuk membuat rambu-rambu lalu lintas, termasuk marka jalan, dan merancang pencahayaan."
Baca juga: Nama Simpang Semanggi, Djarot: Ada yang Usul Simpang Badja
Setelah soft launching, Simpang Susun Semanggi akan diresmikan (grand launching) oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Agustus 2017. Namun, simpang ini hanya dapat digunakan untuk mobil. "Sementara hanya untuk mobil. Bahaya untuk motor, kan tinggi," ujar Djarot.
Sebelumnya beredar usulan tentang nama proyek simpang susun Semanggi itu, antara lain adalah Simpang Baja Semanggi. Djarot mengatakan usulan itu ditampung dan dibicarakan dalam rapat pimpinan. Akan tetapi akhirnya nama Simpang Susun Semanggi yang dipilih untuk disematkan dalam proyek yang tidak menggunakan APBD DKI tersebut.
Nama Simpang Susun Semanggi menurut Djarot sesuai dengan konsep awal yang disampaikan gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Namanya tetap dan saya sudah perintahkan untuk buat keputusan gubernur," kata Djarot.
Proyek Simpang Susun Semanggi yang mengangkangi jembatan Semanggi ini diklaim bisa mengurangi 30 persen kemacetan yang kerap terjadi di ruas persimpangan antara Jalan Gatot Subroto dengan Jalan Jenderal Sudirman.
LIDWINA TANUHARDJO|JH