TEMPO.CO, Jakarta - Koran Tempo kembali memilih dan menobatkan Tokoh Metro. Ajang ini digagas untuk mengapresiasi orang-orang yang berjasa memantik perbaikan di berbagai bidang kehidupan masyarakat Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Mereka, dengan cara unik dan kreatif, telah membantu pemerintah mengatasi persoalan dan membuat wajah kota menjadi lebih ramah. Salah satu penerima penghargaan itu adalah Guntoro alias Gugun Muhammad.
Guntoro menjadi pelopor perubahan di Kampung Tongkol dan Kampung Lodan yang berada di wilayah Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Dia menggerakan masyarakat dua kampung itu untuk mengubah wajah kampung agar tidak digusur oleh pemerintah.
Semua itu berawal dari surat yang dikeluarkan kantor Kelurahan Ancol pada September 2014. Pemerintah meminta 256 keluarga yang tinggal di bantaran Ciliwung untuk menyingkir karena lahan itu akan dinormalisasi. Dalam rapat-rapat dengan penduduk kedua kampung, Guntoro mendorong masyarakat untuk menertibkan diri sendiri. Dia optimistis cara itu akan membuat pemerintah menarik kembali surat peringatan dan membatalkan penggusuran.
Ide Guntoro membebaskan lahan selebar 5 meter kiri-kanan sungai mengikuti apa yang pernah dilakukan pemerintah Jakarta sebelumnya. Agar patokan 5 meter terpenuhi, warga yang rumahnya terlalu dekat ke sungai mesti memangkas bangunannya secara sukarela. “Istilahnya melamar gadis,” kata dia. “Supaya lamaran diterima, si pria setidaknya perlu menghias diri dan berdandan rapi.”
Baca: Anugerah Tokoh Metro 2017, Djarot Jadi Keynote Speaker
Butuh belasan pertemuan yang alot untuk meyakinkan warga Kampung Tongkol dan Lodan agar “berbagi” dengan sungai. Guntoro juga rajin mengunjungi warga yang belum menyampaikan pendapatnya secara terbuka dalam rapat besar.
Namun muncul problem baru. Setelah rumah dipangkas, tak semua keluarga sanggup membangun fasad baru. Beruntung, Guntoro dan Komunitas Anak Kali Ciliwung mendapatkan bantuan Rp 250 juta dari Asian Coalition for Housing Rights (ACHR) yang bermarkas di Thailand pada 2015. Lembaga ini memang mengadvokasi pengembangan wilayah miskin di perkotaan. Juga ada sokongan dari Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia.
Warga sepakat menggunakan sebagian uang ACHR buat membangun empat unit rumah contoh di Kampung Tongkol. Sebagian dijadikan dana pinjaman bergulir untuk membenahi rumah.
Saat ini renovasi rumah di kedua kampung sudah selesai. Semua rumah menghadap jalan yang bersih di tepi kali. Tong sampah tersedia di depan setiap rumah. Para ibu juga menanam tanaman obat atau bunga di dalam pot. “Saya berharap pemerintah berpihak kepada kami. Kami bisa hidup berdampingan dengan sungai,” kata Guntoro.
Perjuangan Guntoro memang belum berujung. Sebab hingga saat ini pemerintah DKI Jakarta belum bersikap atas kelanjutan rencana penggusuran di Kampung Tongkol dan Kampung Lodan. Namun kegigihan Guntoro untuk memperjuangkan kebaradaan kampung telah mendapat apresiasi dari tim juri Tokoh Metro 2017. Karena itu Guntoro masuk dalam daftar pemenang yang seluruhnya berjumlah sembilan orang.
Biodata
Nama: Guntoro
Tempat, tanggal lahir: Yogyakarta, 29 April 1983
Pendidikan: Sedang menempuh jenjang S1
Pekerjaan: Pengemudi ojek online
Aktivitas: Penggerak komunitas
TIM KORAN TEMPO