TEMPO.CO, Jakarta - Koran Tempo kembali memilih dan menobatkan tokoh Metro. Ajang penghargaan bagi tokoh yang menginspirasi masyarakat tersebut telah memilih sembilan orang sebagai tokoh Metro dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Pemimpin Redaksi Koran Tempo Budi Setyarso mengatakan, sembilan tahun sebelum Koran Tempo menobatkan 9 Tokoh Metro, majalahTempo mengadakan acara penghargaan serupa untuk 10 kepala daerah di seluruh Indonesia.
Baca: Sembilan Tokoh Metro 2017: Mereka yang Merawat Kota
Dua dari 10 tokoh terebut, ujar Budi, adalah Joko Widodo dan Djarot Saiful Hidayat. Joko Widodo yang kala itu menjabat Wali Kota Solo, kemudian melesat menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Presiden.
Sedangkan Djarot yang saat itu menjabat Bupati Blitar, kemudian menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta. "Kami menilai berdasarkan banyak hal, terutama kepemimpinan, inisiatif, kepala daerah yang jauh dari perkara korupsi," kata Budi di Balai Agung DKI Jakarta, Senin, 31 Juli 2017.
Kini, Budi menambahkan, di tengah lautan berita negatif, pemilihan 9 Tokoh Metro seperti oase dengan pemberitaan positifnya. “Karena memberi inpirasi dan manfaat bagi banyak masyarakat,” ujar Budi.
“Ini menjadi tahun kedua bagi Koran Tempo memilih tokoh-tokoh yang bergerak aktif di lingkungan masing-masing,” ucap Budi. Ia berharap kepada sembilan tokoh terpilih akan memberi contoh bagi masyarakat lainnya di Jakarta, sehingga Jakarta dapat menjadi kota yang baik, warganya ikut bergerak, merasa memiliki.
“Tidak hanya pemerintah yang berperan, tapi juga warganya berperan aktif. Sehingga Jakarta menjadi Ibu Kota yang semakin bersahabat,” ucap Budi. Menurut Budi, Koran Tempo akan melakukan penilaian dan memberihan penghargaan kepada tokoh-tokoh lain pada tahun-tahun mendatang.
"Kalau sembilan tahun yang lalu tokoh Tempo ada yg jadi gubernur dan presiden, saya harap di masa-masa mendatang kita akan menemukan semakin banyak orang-orang baik mengisi posisi-posisi besar," kata Budi.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan empat kategori dalam 9 Tokoh Metro 2017 adalah luar biasa. Salah satunya adalah kategori pemberdayaan masyarakat. "Kalau tokoh itu sudah menjadi pilihan Koran Tempo menjadi Tokoh Metro, tentunya kita harapkan dalam kategori pemberdayaan masyarakat dia bisa menyampaikan dan menularkan pengalamannya di tempat-tempat lain," ujar Djarot.
Djarot berharap, tokoh-tokoh Metro 2017 dapat membantu pemerintah untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat seperti di RPTRA dan rumah susun. "Karena itu kami minta untuk kategori ini pemukiman dan perkotaan menjadi pelopor membangun kampung-kampung kita, sungai-sungai kita, tanah-tanah kita, dan menjadi pelopor untuk membantu warga masyarakat menyelesaikan persoalan-persoalan dilingkungan ini," kata Djarot.
Baca juga: Tokoh Metro 2017: Merawat Jakarta dan Sekitarnya Cara Warga
Melalui diskusi dan debat alot, tim juri memutuskan sembilan pemenang, individu ataupun kelompok, yang bergiat di bidang pemberdayaan masyarakat, pelayanan publik, permukiman dan perkotaan, serta seni-budaya. Berikut profil mereka.
Rohim bin Sarman ( Jakarta): “Tempat Paku Bukan di Jalanan”
Guntoro (Jakarta): “Lingkungan Nyaman di Tepi Ciliwung”
Donny Pradhana (Bekasi): “Kompos dan Bibit Sayur dalam Polybag”
Dissa Syakina Ahdanisa (Tangerang): “Tunarungu Tak Perlu Menganggur”
Lita Anggraini (Jakarta): “Perlindungan buat Pekerja Rumah Tangga”
Wida Septarina Wijayanti dan Hendro Utomo (Jakarta): “Berbagi Gizi dengan Kaum Miskin Kota”
Ratna Habsari Marsoedi (Depok): “Gembira dan Aktif di Usia Senja”
Dan Roberts dan Dedi Purwadi (Jakarta): “Bukan Sekadar Latihan Sirkus”
Guido Quiko (Jakarta): “Penjaga Warisan Musik Tugu”
WULAN NOVA S | ALI ANWAR