TEMPO.CO, Bekasi - Muhammad Aljahra alias Zoya, 30 tahun, tewas dibakar massa karena disebut sebagai pencuri amplifier di sebuah musala di Babelan, Bekasi. Teknisi elektronik tersebut tewas mengenaskan dengan meninggalkan seorang anak balita, dan istri Zoya, Siti Zubaidah yang tengah mengandung enam bulan.
Siti mengatakan telah mendapatkan firasat sebelum suaminya meninggal. "Selama tiga hari (sebelum kejadian), suami saya tak mau jauh-jauh," kata Siti Zubaidah kepada Tempo, Kamis malam, 3 Agustus 2017.
Siti menyebut suaminya adalah tulang punggung keluarga. Zoya bekerja sebagai teknisi barang elektronik seperti amplifier, pengeras suara, televisi, radio, dan lainnya. Tak heran, jika rumahnya dipenuhi barang-barang tersebut. Zoya yang tercatat sebagai warga Kampung Jati RT 4 RW 5, Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara.
Baca: Pencuri Amplifier di Bekasi Tewas Dibakar Penduduk
Keluarga tak percaya Zoya mencuri karena profesi sebagai teknisi dan membuka tempat reparasi. Dari hasil jual beli barang elektronik bekas, dan jasa reparasi, saban pekan bisa mengumpulkan uang Rp 300-500 ribu.
Uang itu dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya sewa rumah Rp 500 ribu sebulan.
"Makanya saya tidak percaya kalau dibilang pencuri," kata dia.
Siti kini harus hidup sendiri, dan menanggung anaknya yang masih berusia 4 tahun. Belum lagi, Siti masih mengandung enam bulan anak keduanya. Sehari-hari Siti mengaku sebagai ibu rumah tangga, setelah kejadian ini Siti belum tahu apa yang akan dilakukan. "Saya pasrah," katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi, Ajun Komisaris Besar Rizal Marito mengatakan tengah menyelidiki kasus main hakim sendiri ini. Muhammad Aljahra dibakar massa lantaran diduga sebagai pencuri. "Keluarga sedang membuat laporan polisi, tapi kami sudah melakukan penyelidikan awal," ujar Rizal.
ADI WARSONO