TEMPO.CO, Jakarta - Marbut Musala Al-Hidayah Kampung Cabang Empat, Desa Hurip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi, Zainul Arifin, tak habis pikir kenapa orang-orang tega menghabisi nyawa Muhammad Aljahra alias Zoya, 30 tahun, pria yang dituding mencuri amplifier milik musala.
Meski mengenali amplifier yang dibawa Zoya saat itu adalah milik musala, Zainul mengatakan ia sempat menangis saat melihat tubuh Zoya dibakar massa. "Saya menangis, kok begitu ya, harusnya diamanin saja," ujarnya.
Zainul adalah orang pertama yang mengetahui amplifier milik musala tak ada di tempatnya. Saat itu, ia ingin mengetes mikrofon baru untuk haul orang tuanya pada Selasa, 1 Agustus 2017, seusai salat asar.
"Usai salat saya pulang mengambil mik," katanya. Pada pukul 15.40 WIB, Zainul kembali lagi ke musala yang berdampingan dengan rumahnya tersebut. Di dalam, Zainul mencopot mik lama, dan menggantikannya dengan yang baru. "Saya tes-tes, kok enggak hidup," kata dia.
Baca juga: Keluarga Bantah Pria yang Tewas Dibakar adalah Pencuri Amplifier
Penasaran, Zainul mengecek ke dalam ruangan ampli di sebelah kiri tempat imam. Zainul terkejut mendapati amplifier tak ada di tempatnya. "Ampli ke mana ini?" ujar Zainul bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Zainul kemudian bergegas kembali ke rumahnya yang di dalamnya banyak orang masak mempersiapkan acara haul. "Ampli enggak ada," kata Zainul.
Zainul kemudian bertanya siapa orang terakhir keluar dari musala. Disebutkan, orang terakhir tersebut membawa sepeda motor jenis Honda Revo warna merah. "Saya beranggapan ampli sudah hilang, karena yang mengambil bawa sepeda motor," kata dia.
Zainul pun kembali ke rumah mempersiapkan acara haul. Rupanya, ada yang mengejar Zoya, tak lama kemudian pria yang sehari-hari jadi tukang servis elektronik itu tertangkap sekitar satu kilometer dari musala. Saat dikejar itulah Zoya meninggalkan amplifier di sepeda motornya.
Zainul memastikan bahwa amplifier yang ditinggalkan Zoya saat itu merupakan milik musala. Ciri-cirinya, kata Zainul, adalah pada terminal ada bekas potongan kabel warna biru dan hitam, identik dengan potongan kabel di musala. "Ada bekas kotoran burung gereja," kata dia.
Baca juga: Terduga Maling Dibakar Massa, Polisi Bekasi Temukan Titik Terang
Siti Zubaidah, 25 tahun, istri Zoya hanya bisa pasrah dengan peristiwa yang menimpa suaminya. Perempuan yang sedang mengandung anak keduanya itu mengatakan bahwa sang suami sehari-hari bekerja memperbaiki peralatan elektronik. Kebiasaan Zoya adalah berburu barang elektronik loak, memperbaiki, lalu menjualnya kembali. Di rumahnya itu, amplifier, televisi, pengeras suara, dan perangkat elektronik bekas lainnya bertumpuk-tumpuk.
“Selama ini dia yang menjadi tulang punggung keluarga, karena saya hanya ibu rumah tangga,” kata Siti ketika ditemui di rumah sederhana yang disewanya di Kampung Jati, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis malam lalu.
ADI WARSONO | JH