TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah mengatakan, uji coba penerapan pelarangan kendaraan roda dua hingga Bundaran Senayan akan dilakukan pada awal September 2017.
"Nanti akan kami perluas dari Bundaran HI sampai Bundaran Senayan. Rencana dua minggu sampai satu bulan uji coba," kata Andri dalam forum group discussion rencana umum pengendalian pembatasan sepeda motor di Jabodetabek di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa, 8 Agustus 2017.
Dalam uji coba nanti, Andri mengatakan jalur alternatif yang disiapkan Dinas Perhubungan DKI tidak akan jauh berbeda dengan rekomendasi konsultan. Adapun usulannya adalah sepeda motor bisa melalui Jalan Kebon Kacang-K.H Mas Mansyur-Penjernihan 1-Pejompongan-Jenderal Gatot Subroto.
Baca: Larangan Sepeda Motor Diperluas hingga Bundaran Senayan
Jalur alternatif tersebut memiliki panjang rute hampir dua kali lipat dari jalur utama. Untuk rute Bundaran HI-Bundaran Senayan dan sebaliknya yang menggunakan jalur utama, memiliki panjang rute 4 kilometer. Sedangkan jalur alternatif Bundaran HI ke Bundaran Senayan mencapai 7,7 kilometer, dan arus sebaliknya mencapai 10 kilometer.
Untuk rute alternatif tersebut, Andri mengatakan akan menyiapkan angkutan umum, seperti bus Transjakarta, yang terbagi ke dalam dua fase, yaitu fase pertama untuk pembatasan roda dua di Jalan Medan Merdeka Barat-Bundaran HI, dan fase kedua untuk Bundaran HI-Bundaran Senayan.
"Jadi ini (angkutan umum) looping, muter aja dari jalur alternatif ke primer. Saya bikin dua tahap. Kalau cuma 1 fase nanti terlalu jauh, sehingga masyarakat terlalu lama nunggunya," kata dia.
Baca: Alasan DKI Memperluas Larangan Sepeda Motor di Jalur Protokol
Menurut Andri, pihaknya telah menyiapkan 12 kantong parkir bagi pengendara sepeda motor yang bekerja di sekitar Jalan MH Thamrin dan Medan Merdeka Barat. Lokasinya antara lain Carrefour Duta Merlin (1.000 motor), Menara BDN (400 motor), Gedung Jaya (160 motor), Skyline Building (160 motor), Sarinah (73 motor), Gedung BII (640 motor), Gedung Kosgoro (150 motor), Plaza Permata (200 motor), Gedung Oil (160 motor), Wisma Nusantara (600 motor), Grand Indonesia (1.950 motor), dan IRTI Monas (700 motor).
Andri mengatakan, rekomendasi konsultan pemerintah, PT Rekayasa Teknik Artindo, uji coba pembatasan sepeda motor juga perlu dilakukan di Jalan Rasuna Said. Namun, Andri menilai bahwa uji coba harus bertahap. "Karena di Rasuna Said, di perempatannya ada pembangunan. Kami belum siap," katanya.
FRISKI RIANA