TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana membuat dermaga-dermaga terapung untuk nelayan Jakarta Utara yang terkena gusur akibat pembangunan tanggul laut. “Akan dibuat dermaga apung yang teknologinya dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat T. Iskandar selepas meninjau lokasi pembangunan Tanggul Laut Kalibaru, Jakarta Utara, Selasa, 15 Agustus 2017.
Menurut Iskandar, pembuatan dermaga terapung ini tentu akan memperhatikan kelestarian lingkungan. Sedangkan kawasan pantai nantinya juga dibenahi agar tidak kumuh.
Direktur Sungai dan Pantai Kementerian PUPR Heri Suprayogi menyatakan, untuk permulaan akan dibangun satu dermaga apung di tanggul laut Kalibaru. Dermaga ini menjadi percontohan. “Selanjutnya, yang bikin adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan, tapi teknologinya masih pakai dari Balitbang PUPR," ujarnya.
Baca: Pembangunan Tanggul Laut Jakarta Tahap II Selesai 2018
Heri berujar teknologi itu dipilih karena biayanya lebih murah dibanding dermaga yang menggunakan teknologi konvensional. Sebab dermaga terapung tidak perlu membangun pondasi. "Dan lebih aman karena sifatnya bisa naik turun mengikuti permukaan air laut," kata dia.
Bentuk dermaga terapung nantinya menyerupai huruf "H" atau "T" dengan panjang yang sejajar pantai adalah 80 meter dan panjang dermaga yang menjorok ke pantai adalah 40 meter. Daya tampungnya sekitar 50 hingga 80 perahu nelayan.
Biaya yang diperlukan untuk membangun dermaga terapung sekitar Rp 10 miliar. Untuk dermaga apung percontohan, biayanya masuk dalam anggaran pembangunan 22 kilometer tanggul laut Kalibaru yang direncanakan rampung 2018, yakni sebesar Rp 408 miliar.
CAESAR AKBAR