TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengantisipasi meningkatnya peristiwa kebakaran mulai Agustus hingga Desember 2917. "(Kemungkinan) peristiwa kebakaran meningkat karena cuaca kemarau," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi Aceng Solahudin, Rabu, 16 Agustus 2017.
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi mencatat sepanjang Januari sampai Juli 2017, terjadi 90 kali peristiwa kebakaran. Artinya, rata-rata dalam satu bulan terjadi 11 kali kebakaran. "Enam bulan terakhir dalam setahun biasanya trennya meningkat," ujar Aceng.
Baca:
Menjelang Ramadan Jumlah Kebakaran Meningkat
Stasiun Klender Kebakaran, dari Mana Api Muncul?
Obyek yang rawan kebakaran di antaranya rumah kontrakan, rumah tinggal, rumah toko, tempat penampungan barang bekas, dan rumput ilalang yang mengering. Biasanya yang kerap menjadi penyebab kebakaran ialah hubungan arus pendek listrik serta kelalaian membuang puntung rokok.
Aceng mengatakan peristiwa kebakaran di dalam ruangan cepat membesar karena tekanan suhu yang panas akibat awal kebakaran. Ia mencontohkan, dalam kebakaran di sebuah rumah kontrakan yang disebabkan oleh hubungan arus pendek, api hanya butuh waktu tujuh menit untuk melalap seluruh bangunan.
Baca juga:
Presiden Berpidato di DPR-MPR, Polisi Alihkan Arus Lalu...
Penghuni Rusunawa Menunggak, Pengamat: Kurang...
Kota Bekasi hanya memiliki empat posko pemadam kebakaran, yakni Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatisampurna, dan Mustikajaya. Untuk menjangkau lokasi kebakaran, rata-rata diperlukan waktu lebih dari tujuh menit. "Makanya lebih baik mencegah," kata Aceng.
Untuk menghindari hubungan arus pendek listrik, Aceng mengimbau masyarakat mencabut stop kontak semua peralatan elektronik jika tidak digunakan. Sebab, sumber utama penyebab kebakaran akibat korsleting listrik ada pada stop kontak peralatan elektronik. "Paling banyak kipas angin," ujarnya.
Simak:
Imbas Proyek Tanggul Laut, Pemerintah Bikin Dermaga...
Komika Acho Batalkan Perdamaian dengan Green Pramuka
Juru bicara Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota, Komisaris Erna Ruswing Andari, mengatakan masyarakat diminta tidak sembarangan memasang instalasi listrik di dalam rumah. "Gunakan peralatan yang standar nasional, sehingga terjamin kualitasnya agar tidak mudah terjadi korsleting," kata Erna.
Erna juga meminta masyarakat menghindari penggunaan terminal listrik menumpuk dengan peralatan elektronik. Hal itu, kata dia, rawan mengakibatkan korsleting listrik yang berujung pada peristiwa kebakaran. "Kerugian akibat kebakaran sangat besar, petugas hanya bisa meminimalkan," ujarnya.
ADI WARSONO