TEMPO.CO, Jakarta - Hasil tes kejiwaan Sentot Setiadi, sopir yang membawa kabur bus Transjakarta hingga ke Pekalongan, Jawa Tengah, telah keluar. Dari hasil tes itu Sentot diduga kuat memiliki masalah kejiwaan. "Sepertinya dia positif (bermasalah) kejiwaannya, tapi nunggu hasil resminya dari Rumah Sakit Polri," kata Kepala Polsek Ciracas Komisaris Tuti Aini, saat dikonfirmasi, Kamis, 17 Agustus 2017.
Tuti mengaku belum mengetahui penyebab masalah kejiwaan yang diduga dialami Sentot. Namun pada perkiraan awal, ia diduga stress atau depresi. Pemeriksaan Sentot berjalan selama dua minggu terakhir, mulai 1 Agustus 2017.
Baca:
Pembawa Kabur Bus Transjakarta Meracau dan Bicara Ngawur
Bawa Kabur Bus Transjakarta, Kejiwaan Sentot Diperiksa
Jika resmi dinyatakan memiliki masalah kejiwaan, Tuti mengatakan kasus pencurian bus oleh Sentot akan dihentikan dengan keluarnya surat perintah penghentian penyidikan (SP3). "Nanti kami titipkan (Sentot) di Panti Sosial di Cipayung," kata Tuti.
Tuti mengatakan hasil resmi kejiwaan Sentot diperkirakan akan keluar besok, Jumat, 18 Agustus 2017. Langkah lanjutan terhadap Sentot pun rencananya akan diputuskan besok.
Sentot telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pencurian bus Transjakarta. Saat diperiksa, Sentot mengaku berada di bawah bisikan gaib. Dia juga memberikan keterangan yang berbeda-beda dan kerap berbicara ngawur.
Baca juga:
Ahok Tidak Dapat Remisi HUT RI 17 Agustus
Diduga Anggota Sindikat Prostitusi Pelajar Bogor, 11 ABG ...
Sentot membawa kabur satu unit bus dari pool bus Transjakarta di Ciracas, 25 Juli 2017. Dia mengaku akan membawa bus itu untuk menjemput anak sekolah, dan petugas keamanan pun mengizinkannya.
Sentot ditangkap setelah membeli bensin di SPBU Bondansari, Pekalongan, Jawa Tengah, karena kabur dan tak membayar uang bensin sebesar Rp300 ribu. Ia kemudian dikejar dan ditangkap polisi jalur di Pantura, Pekalongan, setelah menyenggol truk kontainer.
Sentot adalah sopir cadangan Mayasari Bakti. Ia baru lima bulan bekerja di perusahaan yang menjadi salah satu operator layanan bus Transjakarta itu. Awalnya ia memang menjadi sopir utama. Namun, karena kerap melanggar dan tidak disiplin, ia diskors dan menjadi sopir cadangan sejak April 2017.
EGI ADYATAMA