TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, konsep kota pintar (smart city) tidak hanya didefinisikan dengan teknologi informasi. Menurutnya, sebelum menuju smart city, sebuah kota harus terpenuhi dahulu pelayanan dasarnya seperti rumah, dan sanitasi.
“Jadi jangan terpaku smart itu hanya IT. Apapun yang berbasis IT itu smart. Kalau buat saya smart itu sebelum sampai ke yang IT tadi, urusan pembangunan dasarnya sudah beres belum? Orang miskin di perkotaan sudah ada yang ngurusin belum? Apakah sudah ada akses perumahan? Apakah sudah ada rusunawa?” ujar Bambang di Podomoro Tower, Jakarta Barat, Senin 21 Agustus 2017.
Baca juga: Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City
Bambang mengatakan, permasalahan yang dapat menghambat terbentuknya smart city di Indonesia adalah kemiskinan. Menurutnya, di negara maju, urusan pengentasan kemiskinannya sudah selesai. Sehingga negara yang sudah maju hanya bertugas memberikan pelayanan yang lebih pada warganya.
“Di negara Barat wajar jika smart city-nya berbasis IT. Tetapi di Indonesia mau tidak mau smart dari sisi sosial tidak kalah penting,” kata Bambang.
Baca juga: Menteri Budi Karya Sebut Jakarta Sebagai Soko Guru Smart City
Menurut Bambang, tekanan kemiskinan di tahun 2045 ada di di perkotaan. “Kemiskinan perkotaan ini harus beres. Karena di tahun 2045, 83 persen penduduk tinggal di perkotaan,” kata mantan menteri keuangan itu.
Bambang mengatakan, kemiskinan di perkotaan secara politik lebih berbahaya daripada kemiskinan di pedesaan. Ia menambahkan, di Indonesia, kota itu harus smart dalam pengertian bisa memberikan peluang mencari nafkah dan tempat tinggal bagi warganya.
“Bagaimana dia menjadi smart tanpa hanya aplikasi IT, tetapi juga menjadi kota yang menyenangkan,” kata dia.
Baca juga: Menhub Sebut Tiga Hal Ini Kunci Sukses Transportasi Smart City
Pemerintah merencanakan semua kota di Indonesia termasuk ke dalam kategori Smart City di 2045. Hal ini dirumuskan melalui konsep Smart City Vision 2045. “Smartcity adalah tujuan akhir. Ujungnya nanti 2045 kalau bisa semua kota di Indonesia sudah kota yang smart,” ujar lulusanUniversitas IllinoisUrbana-Champaign itu.
ALFAN HILMI