TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, agar pasar tradisional ramai, mental para pedagangnya harus diubah. Dengan begitu, kata Djarot, para pedagang bisa berinovasi karena persaingan terus berubah.
"Pengelolaan harus berubah, profesional," ujar Djarot saat meresmikan Pasar Pelita di Jalan Raya Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 29 Agustus 2017.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengelola pasar tradisional lewat Perusahaan Daerah Pasar Jaya. Nantinya, lewat strategi mix-used, pasar tradisional akan dibangun berbarengan dengan sarana dan kegiatan lain, seperti perumahan, wisata kuliner, dan sarana olahraga.
Baca juga: Ikappi: Pasar Tradisional Harus Masuk Dalam UU Kebudayaan
Strategi tersebut dinilai Djarot bisa menarik pembeli datang ke pasar tradisional. "Saya sampaikan pemerintah harus berpihak kepada yang lemah, yaitu membangun ekonomi kerakyatan lewat pasar tradisional. Yang besar sudah kuat, enggak usah dibantu," katanya.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan Pasar Pelita saat ini sudah tampil modern dengan dilengkapi berbagai sarana penunjang agar masyarakat bisa nyaman berbelanja. Lokasi parkir yang disediakan juga sudah cukup luas untuk memudahkan pedagang dan masyarakat melakukan aktivitas perdagangan.
“Pembangunan pasar rakyat bersubsidi merupakan salah satu program sistematis pemerintah DKI untuk penguatan pangan guna menjaga inflasi tetap stabil," ucap Arief.
Baca juga: Pasar Tradisional Diyakini Tetap Eksis di Era MEA
Dengan begitu, kata Arief, masyarakat ekonomi rendah dapat berdagang dan tidak terbebani biaya yang besar. Adapun pasar tersebut berdiri di atas lahan seluas 3.425 meter persegi dengan luas bangunan 2.592 meter persegi. Pasar tersebut mampu menampung 382 tempat usaha dari 255 pedagang.
LARISSA HUDA