TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga perumahan Depok Maharaja membantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan kepolisian menertibkan pedagang pasar tumpah yang berjualan di lahan fasilitas umum perumahan, pada Minggu, 3 September 2017.
"Kami sudah lama mengajukan keberatan kepada Wali Kota dan Polres Depok, baru saat ini ada tindakan," kata Sumaryadi, pengurus Forum RT-RW Depok Maharaja.
Baca juga: Depok Gelontorkan Rp 336 Miliar untuk Perbaiki Jalan dan Drainase
Camat Pancoran Mas Utang Wardaya, Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Depok Komisaris Edison Harefa, dan Lurah Rangkapan Jaya hadir dalam acara penertiban dan relokasi pedagang.
"Kami senang penertiban ini berjalan dengan baik," kata Utang Wardaya. Menurut dia, para pedagang akan direlokasi ke lahan kosong terminal angkot bayangan, dekat perumahan Sawangan Permai, Tugu Batu.
Sejak sepuluh tahun lalu, ratusan pedagang pasar tumpah memenuhi lahan fasilitas umum dan sosial, di bagian depan kompleks perumahan. Keberadaan mereka difasilitasi organisasi Pemuda Pancasila ranting Rangkapan Jaya.
Pasar tumpah yang berlangsung setiap Minggu pagi itu mengganggu kenyamanan dan kebersihan lingkungan. Sampah bertebaran dan taman menjadi rusak. Maklum ribuan warga dari luar kompleks Maharaja datang ke lokasi ini. Kendaraan milik warga Maharaja juga sulit untuk masuk dan keluar. Termasuk ambulans.
PT Abadi Mukti Guna Lestari, developer perumahan, mendiamkan keberadaan pasar tumpah tersebut. "Padahal kami membeli rumah ini dengan mahal dan butuh kenyamanan serta lingkungan yang tidak kumuh," kata Ibu Fajar, mantan Ketua RW 16.
Perjuangan Forum Warga Depok Maharaja yang dilanjutkan Forum RT-RW Depok Maharaja membuahkan hasil. Dua bulan lalu, pemerintah kota membongkar gardu milik Pemuda Pancasila yang berdiri di atas saluran air.
Edison Harefa menjelaskan, organisasi kemasyarakatan seharusnya membantu warga, bukannya mempersulit atau meminta uang. "Laporkan jika ada ormas semacam itu, kami akan tindak," ujarnya.
Edison mengusulkan lima rukun warga di Perumahan Depok Maharaja (RW 12, 14, 15, 16, dan 18) membentuk satuan pengamanan kompleks. Tugas mereka melakukan pengamanan internal dan berkoordinasi dengan Babinkamtibmas.
"Pengurus juga melakukan silaturahmi dengan para pedagang agar tidak berjualan kembali," kata Edison.
Ibu Fajar memang khawatir pedagang akan kembali lagi berjualan. Dia mengusulkan ada sebagian lahan fasilitas umum dan fasilitas sosail dijadikan tempat berjualan makanan. Namun, kata dia, harus dikelola oleh Forum RT-RW sehingga kenyamanan dan kebersihannya terjaga.
Mantan Ketua Forum Warga Depok Maharaja, Firdaus Masrun, mengusulkan adanya sistem pengamanan bersama dan terpadu di antara lima rukun warga.
"Juga penataan lingkungan bersama sejak gerbang perumahan, seluruh fasum-fasos, sampah, dan saluran air," katanya.
Simak juga: Depok Makin Macet, Warga Minta Sistem Satu Arah Dihentikan
Samsul Maarif, pengurus Forum RT-RW, menjelaskan, rencana ke depan adalah pengelolaan lahan fasum-fasos di bagian depan perumahan dan depan ruko.
"Kami berharap warga memberi bantuan dana untuk membiayai pengelolaan taman, saluran air, dan lahan fasum-fasos agar tidak diserobot pihak lain," kata Sumaryadi, Ketua RW 012, Kelurahan Rangkapan Jaya.
UWD