TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam melakukan demonstrasi di depan Kedutaan Besar Myanmar menyuarakan nasib etnis Rohingya. Di sela demonstrasi yang berjalan selama satu jam tersebut, perwakilan duta besar mempersilakan salah satu mahasiswa masuk ke kantor kedutaan.
"Kami sampaikan untuk peduli terhadap Rohingya tidak perlu jadi muslim. Cukup jadi manusia saja sudah peduli, sebagai manusia sebagai muslim kita layak bergerak," kata Ketua Hima Persis, Andri Nurkamal, Senin, 4 September 2017.
Baca : Ada Anak-anak dalam Demo Rohingya, KPAI: Itu Melanggar Hak Anak
Andri mengaku pertemuan itu berlangsung selama 15 menit, namun dia menuturkan lupa dengan nama dari perwakilan Kedutaan Besar Myanmar itu. "Mereka meminta kita tunggu, karena dalam beberapa hari ke depan akan ada perbaikan," jelasnya.
Menurut Andri, pihak dari kedutaan yang berjumlah dua orang, memintanya untuk tidak percaya dengan media. "Mereka (Myanmar) keberatan dengan genosida," tuturnya.
Sekitar 50 mahasiswa melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Myanmar Senin siang 4 September 2017. mereka menyerukan kekejaman yang dilakukan terhadap Etnis Rohingnya.
Simak pula : Demo Rohingya Bawa Anak-anak, Menurut Korlap Itu Edukasi
Setelah berorasi, salah satu perwakilan dari mereka dipersilahkan masuk dan berbicara dengan perwakilan dari Kedutaan Besar Myanmar.
Polisi berjaga-jaga dengan membentuk barisan di depan pagar kantor kedutaan besar, juga memasang pagar kawat berduri. Para mahasiswa yang berorasi tersebut juga dikawal oleh barisan polisi yang berjaga di sana. Demonstrasi berjalan aman dan tertib.
CHITRA PARAMAESTI