TEMPO.CO, Jakarta - Hajah Asiyah, 67 tahun, siang itu baru saja pulang dari rumah sakit Koja, Jakarta Utara. Mulanya, setelah berobat dia berniat untuk mengunjungi anaknya Abdul Malik Azis alias Mochmad Akbar yang ditahan di Kantor Polres Bogor karena membunuh Indria Kameswari. Namun, dia mendapatkan kabar bahwa anaknya belum bisa dikunjungi.
"Emak belum pernah ketemu Akbar," kata dia saat ditemui di rumahnya, Jalan Warakas I Gang A Nomor 11, Selasa, 5 September 2017. Dia memanggil Abdul dengan nama kecilnya, Akbar. Dan Asiyah menyebut dirinya dengan Emak.
Semenjak ditahan di Bogor, Asiyah belum memiliki kesempatan menjenguk anaknya. Asiyah menderita penyakit jantung koroner dan diharuskan secara reguler ke rumah sakit. "Dokternya mintanya saya di ICU." Abdul ditangkap polisi karena membunuh istrinya, Indria Kameswari, 38 tahun, seorang pegawai Diklat Badan Narkotika Nasional di Lido.
Abdul adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara yang terdiri dari 5 perempuan dan 2 laki-laki. Asiyah berdarah Banten dan suaminya, Abdul Aziz Ali, berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Abdul menuntaskan pendidikan S1 di Australia, "Saya tidak tahu nama kampusnya," kata Asiyah.
Serampungnya di Australia, Abdul bekerja beberapa tahun di Amerika Serikat. Di Amerika Abdul mengumpulkan pundi-pundi kekayaan yang menjadi modal baginya saat kembali ke Indonesia. "Dulunya anak saya punya tanah, punya mobil. Sekarang, mah udah susah," ujar Aisyah berkisah tentang anaknya.
Sepulang ke Indonesia, Abdul menggeluti profesi sebagai pemborong seperti kakaknya. Sekitar 6 tahun lalu, menurut Asiyah, Abdul bertemu dengan Indria Kameswari. Tapi, Asiyah mengatakan tidak mengetahui cerita pertemuan mereka. "Tahu-tahu udah nikah, dan dia (Indria) sudah bawa anak satu," ujarnya.
Asiyah mengatakan, Abdul adalah suami keempat Indria Kameswari. Sedangkan bagi Abdul, itu pernikahan kedua.
Pada saat bisnis Abdul jeblok, mulailah terjadi pertengkaran dalam rumah tangga mereka. Asiyah menuturkan, anaknya sering dimaki dan dipukuli oleh korban. Indria berang karena Abdul tidak memenuhi janjinya untuk memberikan materi berupa mobil dan rumah mewah.
Karena sering bertengkar, Abdul sering pulang ke rumah ibunya di Jalan Warakas I. Abdul mengeluhkan tentang kekerasan verbal dan fisik yang dilakukan korban. Asiyah mengaku sering melihat wajah anaknya lebam karena pukulan. "Udah, ceraikan saja, ceraikan saja," pinta si ibu berkali-kali kepada anaknya. Abdul menolak permintaan ibunya karena alasan cinta. "Udah demen anaknya," kata Asiyah.
Selama tiga tahun terakhir, menurut Asiyah, anaknya pun sering mengunjungi dokter jiwa. Abdul sering melamun dan termenung saat berkunjung di rumah orangtuanya. Asiyah melihat catatan medis anaknya dari sebuah rumah sakit di Jakarta Utara.
Lebaran lalu, Abdul-Indria tidak berkunjung ke rumah Asiyah. Asiyah tidak mengetahui alasannya. "Dia (Abdul) mah nutup-nutupin (perbuatan) istrinya."
Kisah pernikahan Abdul-Indria Kameswari berakhir pada Jumat, 1 September 2017. Abdul sudah menjadi tersangka pembunuh istrinya setelah ditangkap di Kepulauan Riau pada Ahad, 3 September 2017, sekitar pukul 23.00 WIB di wilayah hukum Polda Kepulauan Riau. Indria Kameswari tewas dengan satu lubang peluru di punggungnya.
"Kenapa nggak nurutin orangtua buat bercerai?" kata Asiyah nelangsa.
MUHAMMAD NAFI'