TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengguna ruas jalan tol Jakarta-Cikampek mendukung rencana pembayaran nontunai atau memakai kartu e-money di sejumlah gardu tol di sepanjang ruas jalan tol tersebut. "Tujuannya bagus, agar mempercepat transaksi," kata Abdullah Surjaya, 34 tahun, Rabu, 6 September 2017.
Beberapa gardu di jalan tol Jakarta-Cikampek bakal dijadikan gardu tol otomatis (GTO) dalam waktu dekat. GTO akan diberlakukan di pintu jalan tol Bekasi Timur, Bekasi Barat, Tambun, serta Pondok Gede. Pembayaran nontunai diterapkan mulai pertengahan September dan Oktober mendatang.
Menurut Abdullah, pembayaran nontunai lebih praktis dan cepat. Penggunaan e-Toll juga mendidik masyarakat semakin cerdas dalam bertransaksi dari tunai ke nontunai. "Cuma orang masih banyak yang malas pakai e-Toll, malas isi ulangnya," ujar warga Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi ini.
Baca: Pembayaran Nontunai Sistem Transportasi Jabodetabek Berlaku 2018
Untuk melakukan isi ulang kartu e-Toll, pemilik harus membayar minimal Rp 100 ribu. Nilai itu dianggap masih cukup besar. Sehingga masyarakat cenderung memilih transaksi tunai di gardu tol. "Mendingan bayar Rp 7.000, tidak terasa, daripada bayar Rp 100 ribu sekaligus," ucap pria yang setiap hari beraktivitas di Cikarang Pusat ini.
Pengguna jalan tol lain, Pradita Kurniawan, 30 tahun, mengatakan penerapan GTO di sejumlah gardu tol memaksa masyarakat menggunakan e-Toll dalam bertransaksi. Ia mengaku mendukung kebijakan pembayaran nontunai. "Tidak masalah, sebenarnya lebih mudah. Cuma agak malas saja beli e-Toll. Namun, kalau sudah GTO semua, mau tak mau harus pakai e-Toll," tuturnya.
Juru bicara PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Handoyono, menjelaskan, di setiap GTO yang akan dioperasikan bakal ditempatkan petugas untuk sosialisasi kepada pengguna jalan tol. Setidaknya, ketika lewat di sana, pengguna jalan sudah tahu bahwa ada GTO untuk pembayaran nontunai jika akan lewat lagi nanti. "Ada juga nanti yang jualan e-Toll," katanya.
ADI WARSONO