TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit yang timbul akibat pancaroba. "Sejak sebulan terakhir, cuaca panas cukup ekstrem, bahkan suhu sering mencapai 34 derajat Celsius" kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto Saidi, Rabu, 13 September 2017.
Kunanto mengatakan sejumlah penyakit, seperti batuk, pilek, demam, dan inspeksi saluran pernapasan, bisa disebabkan musim pancaroba. Agar terhindar dari ancaman penyakit tersebut, masyarakat diminta menerapkan pola hidup sehat. "Kurangi minum es dan banyak konsumsi vitamin," ujarnya.
Baca: Hujan dan Angin Kencang Merusak Ratusan Rumah di Bogor
Menurut Kusnanto, kondisi tersebut akan terus berlangsung sampai cuaca ekstrem berakhir atau memasuki musim hujan. Dia tak mengetahui secara pasti sampai kapan cuaca panas yang luar biasa ini berakhir. Sebab, cuaca saat ini tak dapat diprediksi. "September biasanya sudah hujan, buktinya sekarang tidak," ucapnya.
Meski demikian, Kusnanto memastikan stok obat-obatan di semua pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kota Bekasi cukup aman. Dia meminta masyarakat memanfaatkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan pertama untuk berobat. "Berobat di puskesmas dijamin gratis," ujarnya.
Kepala Puskesmas Jatibening Zulkifly Sanusi mengakui ada tren peningkatan pasien sejak cuaca ekstrem terjadi. Kini, sehari ada sekitar 100 orang yang berobat, meningkat dibanding sebelumnya, yang rata-rata hanya 80 pasien. "Keluhan paling banyak adalah batuk, pilek, demam, dan radang" ucapnya.
Baca juga: BMKG: Hati-hati Angin Kencang di Musim Badai Tropis Agustus Ini
Menurut Zulkifly, penderita penyakit tersebut selalu meningkat ketika memasuki musim pancaroba. Karena itu, pihaknya meminta warga menjaga ketahanan tubuh dan memperbanyak mengkonsumsi vitamin.
ADI WARSONO