"Kapannya kami belum tahu, kami menunggu surat keputusan dari wali kota," ujar dia kepada Tempo, Senin (22/12). Pihaknya saat ini sedang giat-giatnya melakukan sosialisasi kepada pengusaha angkutan tentang penurunan tarif.
Saat rapat koordinasi Jumat (18/12) lalu, antara Organda dengan Dinas Perhubungan, sempat terjadi tarik ulur. Organda mengusulkan tarif angkutan turun Rp 200, sedangkan pihak Dinas Perhubungan menginginkan tarif turun Rp 300.
"Sebenarnya menurut hitungan sitematik, turun Rp 200 rupiah itu juga berat," ujar Hasyim. Karena, menurut dia, biaya operasional terbesar ada pada suku cadang. Sedangkan biaya suku cadang tergantung pada nilai tukar rupiah.
Pihaknya juga menambahkan, keputusan Organda untuk menurunkan tarif angkutan merupakan suatu tekanan politik. "Ya, kami sih ikut pemerintah, kalau BBM turun maka tarif harus turun."
Sementara itu, Rudi, sopir angkotan jurusan Depok-Pasar Minggu mengaku belum mendapat pemberitahuan tentang rencana penurunan tarif. "Kalau turunnya 5 persen kami sih ikut aja," ucap Rudi.
TIA HAPSARI