Sunaryo mengatakan kecelakaan ini terkait dengan profesionalitas pelaut. "Saya yakin (pelaut) memenuhi syarat. Seharusnya jangan lengah, tapi ini lengah," kata dia usai pelantikan eselon satu di kantornya, Kamis (5/3) malam.
Mantan pelaut itu mengaku tingkat kesiagaan pelaut di malam hari cenderung menurun. "Bisa jadi human error, tapi kami lihat dulu hasil Komite Nasional Keselamatan Transportasi," ujarnya.
Sunaryo mengaku kecewa dengan tabrakan Kapal Motor Rimba dengan Tug Boat Harapan Indah 7. Menurut aturan, Kapal Motor Rimba seharusnya wajib menghindari Harapan Indah sebab kemampuan manuver tug boat terbatas. "Saya kecewa. Tak perlu tabrakan karena lautnya luas," tegasnya.
Selain itu, lanjut Sunaryo, meski tanpa alat navigasi yang canggih, pelaut telah terlatih untuk melihat kondisi perairan dengan jarak pandang 3-4 mil di malam hari.
Pada Kamis (5/3) sekitar pukul 00.30, Kapal Motor Rimba bertabrakan dengan Harapan Indah, 4,5 mil barat laut Pulau Damar, Kepulauan Seribu. Saat kejadian, Kapal Motor Rimba berangkat dari Tanjung Priok menuju Belawan sementara Harapan Indah sedang menarik tongkang pasir dari Belitung menuju Marunda.
RIEKA RAHADIANA