Bayi yang diberi nama Nabila dan Naila itu lahir dengan cara bedah caesar di ruang pusat instalasi bedah rumah sakit tersebut, pukul 08.15. Saat lahir, putri kedua pasangan Ratriningtiyas Winarni (23) dan M Imam Khudlori (39) ini memiliki berat badan 4,95 kilogram dengan tinggi 50 sentimeter.
Menurut Aria Wibawa, dokter yang menangani kelahiran Nabila dan Nayla, keduanya lahir dalam kondisi sehat, sekalipun masa kelahiranya lebih awal empat minggu. "Normalnya kelahiran 38 minggu, tapi bayi ini lahir dalam usia 34 minggu." kata dia kepada wartawan.
Sekalipun dada dan perut kedua bayi itu menempel, Aria menegaskan organ dalam masing-masing lengkap dan utuh. Hal itu diketahui saat tim dokter melakukan pemindaian ultrasonografi saat usia bayi itu lima bulan.
"Jadi kami nggak kaget karena dari awal tahu kedua bayi ini kembar siam. Karena kondisi keduanya sehat, operasi pemisahan diperkirakan selamat dan mudah," kata dia.
Rosalina Roeslani, staf divisi perinatologi RSCM menambahkan, tim dokter akan melakukan operasi pemisahan kedua bayi dalam waktu dekat. Saat ini tim tengah mengevaluasi kondisi tubuh serta kelengkapan organ dalam kedua bayi itu. "Tindakan operasi akan dilakukan setelah evaluasi selesai." kata dia.
Saat ini Nayla dan Nabila dirawat di lantai tiga bagian perinatologi RSCM. Keduanya dimasukan dalam mesin penghangat tubuh (infant warmer) karena waktu kelahirannya terbilang prematur.
Sementara itu M Imam Khudlori, ayah Nayla dan Nabila mengaku senang dengan kelahiran anak keduanya itu. Namun ia bingung memikirkan biaya operasi pemisahan tubuh mereka. "Saya dengar biayanya Rp. 300 juta. Dari mana uang sebanyak itu," kata pemilik usaha percetakan ini.
FERY FIRMANSYAH