TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi membantah menculik dua anak dan memeras uang dari Martina Gunawan, yang melaporkan dirinya dan Roostien Ilyas (bukan Roostiningsih seperti diberitakan sebelumnya) Selasa (1/9) lalu. "Ini ibarat air susu dibalas air tuba," kata dia di kantornya, Kamis (3/9).
Dia meminta Martina minta maaf. Menurut pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini, dua anak Martina, Rafael, 8 tahun, dan Immanuel, 13 tahun, kini berada dalam lindungan polisi. "Bukan dalam perlindungan kami," kata dia.
Mengenai duit, Roostie menyatakan sudah mengembalikan semuanya Rp 15 juta melalui Titipan Kilat 4 Maret lalu ke Pramudya, kuasa hukum Martina, di Semarang, Jawa Tengah.
Kak Seto menceritakan, kasus ini berawal dari perceraian antara Martina dengan suaminya, Lukas, tahun lalu. Dua anak itu ikut ayahnya. Febuari lalu Lukas sedang berkasus hingga menyerahkan dua anak itu ke Kak Seto, di Surabaya. Menurut putusan perceraian, hak asuh anak jatuh ke Martina. Sayang, dua anak itu enggan ikut ibunya.
Lalu, Kak Seto meminta Roostie, Ketua Analis dan Standarisasi Hak-hak Anak Komnas Perlindungan Anak guna mengasuh dua anak itu di rumahnya. Dua anak itu mau ikut Roostie dan menolak kembali ke ibunya.
Roostie mengatakan Martina ingin anaknya dipenuhi kebutuhannya. "Saya jawab, kami cuma bisa memenuhi semampu kami," kata Roostie. Untuk itu, Martina mengirim sejumlah uang ke Roostie buat kebutuhan anaknya.
Namun, sesuai aturan Komnas, tak ada duit yang boleh diterima pengurus. "Tak boleh diterima, sepeser pun," kata Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka. "Maka duit itu saya kembalikan," kata Roostien. Pada 5 Maret, dua anak itu dikembalikan ke Martina.
Selama ikut ibunya, dua anak itu mengaku kerap diperlakukan kasar. Kak Seto sering dikirimi pesan pendek keluh kesah perlakuan kasar itu. "Mereka SMS dini hari dan sembunyi-sembunyi," kata Seto.
Salah satu pesan tertanggal 24 April pukul 01.19 yang berisi "Kak Seto aku ditampar mama, aku ndak betah disini". Pesan itu dikirim dengan nomor ponsel Martina. Dua anak itu juga menulis surat dan mengancam akan lari dari rumahnya.
Maka dari itu, Kak Seto melaporkan dugaan kekerasan pada anak ini ke Polres Jakarta Barat. Dua anak itu akhirnya pergi dari rumah ke Polres dengan taksi. "Mereka mengaku dianiaya ibunya," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat Komisaris Ario Seto. Keduanya kini dalam pengawasan polisi.
Komnas tak akan melaporkan balik Martina. "Kami cuma prihatian padanya (Martina)," kata Arist. Padahal, yang dilakukan Komnas untuk kebaikan Martina dan anak-anaknya.
NUR ROCHMI