TEMPO Interaktif, Depok - Guna mengantisipasi keluhan masyarakat terhadap efek samping dari obat filariasis, pihak kecamatan membuka hotline pengaduan. Untuk Kecamatan Beji, Depok, misalnya, nomor hotline pengaduan yakni 7757033 dan 94636541.
Kepala Puskesmas Beji, Trisna Setiawan, mengatakan hotline pengaduan ini dibuka selama 24 jam tepat setelah pos pengobatan dibuka.
Efek samping yang sering muncul dari obat ini antara lain mual-mual, pusing, dan yang terparah muntah. Efek samping biasanya muncul 1 sampai 4 jam setelah meminum obat. Tetapi, Trisna meyakinkan jika efek samping tersebut merupakan hal yang normal.
"Kalau orang tidak biasa minum obat lalu disuruh minum obat banyak, wajarlah kalau kemudian merasakan efek tertentu," jelasnya kepada Tempo di pos pengobatan RW 6, Jalan Cengkeh, Beji, Depok, Sabtu (05/12).
Selain membuka hotline, pihak puskesmas juga telah meminta kepada kader-kader yang telah dilatih di tiap pos pengobatan untuk siap di pos sampai tiga kali 24 jam untuk memantau kondisi warga.
Sementara itu, sejak dibuka pada pukul 16.00 tadi, pos pengobatan di RW 06 tampak didatangi oleh sejumlah warga. Sebelum meminum obat, warga menjalani pengukuran tekanan darah terlebih dahulu.
Bejo (55), warga Beji, misalnya, terpaksa mengurungkan niatnya untuk meminum obat karena tekanan darahnya tinggi. "Nggak bisa minum, karena tadi ditensi 150 tekanannya," ujar dia.
Pelaksanaan pengobatan massal kaki gajah hari ini serentak dilaksanakan di tiga kecamatan di Kota Depok, yakni Beji, Sukmajaya, dan Cimanggis. 12 Desember mendatang pengobatan akan dilakukan di Kecamatan Limo, Pancoran Mas, dan Sawangan.
Pengobatan massal ini juga diikuti oleh Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail yang meminum obat di Kecamatan Sukmajaya dan Wakil Wali Kota Depok Yuyun Wirasaputra mengikuti pengobatan di Beji.
TIA HAPSARI