Soemaedi Saiman, 60 tahun, Nasabah Bank Mandiri cabang MT Haryono, yang mengaku kehilangan Rp 90 juta mengatakan penanganan kasusnya berjalan lamban. Bahkan dua minggu pasca laporan pembobolan di Sentra Pelayanan Kepolisian Daerah Metro Jaya, dirinya belum mendapat perkembangan apapun.
"Sekarang baru buat berita acara, penangannya lamban. Sudah buka saja itu CCTV," ujarnya ditemui di lokasi, Rabu (3/2). Soemaedi yang berdomisili di Tebet Timur, Jakarta Selatan melapor kali pertama pada 25 Januari lalu.
Selain ke Polda Metro Jaya, pihaknya juga telah dua kali menemui pihak Bank Mandiri. Namun menurut Soemaedi, pihak bank justru menuding anggota keluarga Soemaedilah yang menggerus tabungan. "Kata Bank Mandiri saya bukan korban skimmer. Bagaimana ini pengamanan bank? Kan kartu dan PIN ada di saya, keluarga pun tak tahu," ungkapnya geram.
Ia mengaku trauma bahkan pesimis bank akan bertanggung jawab atas pembobolan tersebut. "Saya minta ganti rugi 50 persen saja, 50-50 cukup," ujarnya pasrah.
Sebelumnya warga Tebet, Jakarta Selatan dengan lima anak tersebut mengaku kehilangan uang sejumlah 90 juta dalam enam bulan terakhir. "Buku dan ATM saya pegang terus, tidurpun saya bawa, tapi ada penarikan berkali-kali. Ini pengamanannya bagaimana?" tandasnya usai melapor kejadian di sentra pelayanan kepolisian Polda Metro Jaya.
Dihubungi terpisah, Vice President Corporate Communication Bank Mandiri, Remaja Tampubolon mengatakan empat nasabah ke Polda Metro Jaya bukanlah korban skimming tetapi kemungkinan menjadi korban kejahatan yang bermodus penipuan.
"Kami telah melakukan pemeriksaan silang terhadap sistem layanan ATM untuk menguji kebenaran dari laporan nasabah Bank Mandiri tersebut," ujarnya melalui surat elektronik.
Laporan dan keluhan nasabah mengenai transaksi ATM itu, tidak berhubungan dengan pembobolan dengan modus penggandaan kartu (skimming) dan transaksi perbankan di ATM masih dilakukan. ”Mandiri terus memantau perkembangan,” tambahnya.
VENNIE MELYANI