TEMPO Interaktif, Depok - Warga RT 02/RW 01, Kelurahan Tirtajaya, Sukmajaya, Depok tidak dapat mengkonsumsi air sumur mereka lagi. Pasalnya, air sumur di lingkungan tersebut tercemar bau bensin. Warga menduga air sumur tercemar oleh Stasiun Pengisuan Bahanbakar Umum No 34-16416, yang terletak di Jalan Tole Iskandar.
Noni, 35 tahun warga nomor 9 RT 02/RW01, Kelurahan Tirtajaya, Sukmajaya, Depok mengatakan kondisi ini sudah mereka alami hampir dua bulan lamanya. Biasanya bau bensin di sumur menyengat pada pagi dan sore hari. “Baunya nyengat sampai bikin mual,” ujarnya kepada wartawan, Senin (8/2).
Dengan keadaan ini, ibu dua anak ini terpaksa menggunakan air galon untuk minum. Sedangkan untuk mencuci beras tak jarang ia harus pergi ke rumah tetangga yang air sumurnya tidak bau. Keluhan yang sama juga diungkapkan Kasih. Nenek berusia 74 tahun ini mengaku sering merasa mual setiap kali menggosok gigi dengan air tersebut. “Ya nggak enaklah kalau gosok gigi sama air bau bensin,” katanya.
Sementara itu, Marta warga nomor 12 RT02/RW01, Kelurahan Tirtajaya menjelaskan bahwa kejadian ini mereka alami sejak SPBU di Jalan Tole Iskandar berdiri. Kebetulan SPBU tersebut membelakangi pemukiman warga Tirtajaya. “Seumur-umur, baru kali ini air sumur bau. Dulu nggak pernah ada masalah,” katanya.
Warga mengaku telah melaporkan kejadian ini ke RW setempat. Bahkan beberapa hari yang lalu, pihak Badan Lingkungan Hidup Kota Depok telah datang untuk mengambil sampel air. Akan tetapi, sampai saat ini warga belum mendapatkan hasil air tersebut. “Kita inginnya BLH kasih tahu airnya layak konsumsi atau nggak,” ujar Marta.
Jika hasil lab menunjukkan bahwa air tidak layak konsumsi, maka warga berharap agar pihak SPBU mau memberikan ganti rugi dengan cara memperbaiki SPBU sehingga air sumur warga bisa normal kembali. Kalaupun hal tersebut tidak bisa dilakukan, maka setidaknya pihak SPBU mau memberikan bantuan berupa air besih kepada warga.
Sementara itu, manajer SPBU N0 34-16416 sedang tidak berada di kantornya. “Kalau ingin ketemu manajernya harus bikin janji dulu,” ujar salah seorang karyawan SPBU.
Adapun kepala Badan Lingkungan Hidup, Depok Rachmat Soebagio masih berada di Bandung sehingga belum bisa menjelaskan hasil laboratorium terhadap sampel air sumur warga. “Saya ada di Bandung, besok saja pers rilisnya ada di kantor,” ujarnya melalui pesan pendek.
TIA HAPSARI