"Selain memang sedang dalam proses perawatan, kami juga mengantisipasi permukaan banjir yang kemungkinan meninggi," kata seorang petugas keamanan PLTU Muara Karang Abdul Latief saat ditemui di sekitar PLTU Muara Karang, Jakarta, Senin (22/2).
Antisipasi dilakukan untuk mengamankan area PLTU dari berbagai kemungkinan yang disebabkan genangan air. Meski begitu, ia melanjutkan, proses produksi listrik di PLTU Muara Karang tidak terganggu. "Semuanya masih bisa diatasi," ujar dia.
Banjir air laut yang disebabkan pengerjaan rangkaian proyek peningkatan kapasitas PLTU Muara Karang juga menghambat aktivitas karyawan PT PLN Divisi Jasa Manajemen Konstruksi. Sebab, selain aliran listrik dipadamkan, perkantoran dua lantai yang terletak di sebelah PLTU itu tergenang air sepinggang orang dewasa.
"Karena air masuk sampai ke kantor, kami jadi tidak bisa bekerja," kata Staff PT PLN Divisi Jasa Manajemen Konstruksi Bambang Trisilo.
Bukan cuma itu, genangan air laut yang mulai terjadi pada Senin (22/2), sekitar pukul 02.00, juga telah merendam sejumlah dokumen dan peralatan di kantor itu. Karyawan Divisi Jasa Manajemen Konstruksi hanya mampu menyelamatkan sebagian barang-barang elektronik, seperti komputer dan printer. "Sebab air masuk dengan cepat, dan mulai menggenangi kantor kami sekitar pukul 03.30," ujar dia.
Bambang menyatakan telah menyampaikan keluhan akibat dari genangan air laut yang ditimbulkan rangkaian proyek peningkatan kapasitas PLTU tersebut. "Keluhan kami sampaikan ke pihak manajemen PLTU," katanya.
Genangan air laut timbul akibat masalah pada proses pembersihan pintu tanggul di area PLTU dari endapan lumpur. Tanggul berisi air tersebut berfungsi sebagai pendingin yang dipakai pada rangkaian proyek peningkatan kapasitas PLTU Muara Karang.
Air laut masuk pintu ketiga dari enam pintu yang ada dibersihan. Saat pintu dibuka, air laut langsung mengalir deras. Ketika akan ditutup kembali, pintu tersebut macet akibat endapan lumpur.
WAHYUDIN FAHMI