TEMPO Interaktif, Jakarta - Kondisi Nayla, bayi kembar siam yang menempel di dada dan perut (Torakoabdominopagus) dengan saudarinya Nabilla--yang dipisahkan tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dua pekan lalu--kini berangsur stabil. Bayi berusia tujuh bulan ini sudah melepas alat bantu pernafasannya dan tidak lagi memakai infus.
Dokter spesialis jantung RSCM yang menangani kembar dempet asal Bogor itu, Mulyadi M Djer, mengatakan perkembangan Nayla cukup pesat dari yang diperkirakan. Meski menjalani operasi lebih lama dari saudarinya, Nayla menunjukkan adaptasi jantung yang lebih baik. "Meski begitu masih tetap perlu observasi," kata Mulyadi, Kamis (24/6) pagi.
Mulai hari ini, dikatakan sang Ayah, Imam Khudrori, Nayla akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Saudarinya Nabilla justru belum bisa beranjak dari ruang Intensive Care Unit (ICU). Kondisi Nabilla memang berbanding terbalik dengan Nayla. Menurut Mulyadi, rongga pernapasan Nabilla sangat sedikit sehingga kalau alat bantu nafas dilepas, dia masih suka tersengal.
"Nafas kan pakai tulang dada. Karena rongga dadanya sedikit--Nabilla jadi sulit bernapas," jelas Mulyadi. Selain itu, titanium sebagai pengganti torak dada Nayla--yang dalam operasi diberikan ke Nabilla--belum berfungsi dengan baik. Masalah ini yang menurut Mulyadi membuat kondisi Nabilla belum stabil dan tetap ditangani intensif.
Dalam rekam medis sebelum operasi yang dirilis tim dokter, didapati adanya gangguan di jantung Nayla dan Nabilla. Terdapat lubang kecil di antara kedua bilik jantung Nayla dan sebagian jantungnya menyeberang ke rongga dada Nabilla.
"Terdapat penempelan selaput jantung," kata Mulyadi. Sebagai ayah, Imam tetap berharap kedua buah hatinya lekas sembuh dan dia dan istri bisa kembali pulang. "Doakan saja mas," ujarnya kepada Tempo.
HERU TRIYONO