Jumlah total, ada 20 persen beras yang kualitasnya tidak memenuhi standar yang diinginkan warga. "Kata warga, warnanya terlalu putih," kata Budi Sulistiyo, Kepala Bagian Sosial Jakarta Selatan saat ditemui sore ini (25/6). Jika beras itu ditawarkan ke pasar, maka harganya setara dengan beras Rp 4.000-5.000 per kilonya.
Namun, warga masih enggan mengembalikan beras dengan kualitas dibawah standar ini. "Mungkin karena merasa masih layak dikonsumsi," katanya.
Berdasar pengamatan Bagian Sosial Jakarta Selatan, ada sekitar 20 persen beras yang kualitasnya masih di bawah standar. Namun, belum 1 kilogram pun yang dikembalikan warga. Meski demikian, pihaknya mengaku telah menghimbau warga, "Jika berasnya tak bagus, kalau itu ditemui boleh diganti, Bulog menyanggupi," ujarnya.
Selain masalah kualitas beras, kemasan beras juga diprotes Bagian Sosial sendiri. "Kemasan beras itu 15 kilogram, sedangkan pembagian per RTS sebanyak Rp 13 kilogram," katanya. Karena itu, pihaknya harus mengemas lagi raskin tersebut. "Mengeluarkan tenaga lebih banyak lagi," katanya. "Lainnya, kemasannya suka robek."
Sementara itu, hingga 23 Juni kemarin, sudah 92,35 persen raskin didistribusikan di Jakarta Selatan. Jumlah jatah per Januari hingga Mei ini mencapai 689.065 kilogram. Sementara itu, 7,65 persen belum didistribusikan karena kendala teknis di lapangan.
Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) juga menurun tahun ini. "Ini karena jumlah keluarga miskin menurun di Jakarta Selatan sekitar 600 KK," katanya. Jumlah keluarga miskin atau RTS Raskin tahun ini hanya 10.601 kepala keluarga.
FEBRIANA FIRDAUS