TEMPO Interaktif, Jakarta - Orang tua yang ingin mendaftarakan anaknya ke Sekolah Menengah Atas (SMA) mengeluhkan cara pendaftaran sistem daring (online) yang diterapkan oleh pemerintah. Menurut Ian, 37 tahun, Warga Jalan Bendungan Melayu RT 04/RW 01 Kelurahan Tugu Selatan Jakarta Utara, dalam sistem online orang tua tidak mengetahui berapa pasing grade (standar nilai) yang diterapkan oleh SMU.
"Passing grade sebenarnya sudah dicantumkan, tapi itu yang tahun lalu. Kita tidak tahu passing grade-nya naik atau tidak tahun ini. Andaikan kita tahu berapa passing grade itu orang tua bisa lebih hati-hati dalam memilih sekolah," ujar Ian ketika ditemui di SMUN 72, Kodamar, Jakarta Utara.
Ian menambahkan, saat mendaftar calon siswa diwajibkan memilih lima sekolah. Sementara, ia tidak tahu berapa pasing grade sekolah yang akan dituju. Sehingga ia berjudi dengan pilihan sekolah untuk anaknya Andriyan yang memiliki nilai rata-rata pas-pasan.
"Saya tidak tahu SMU yang dipilih pertama ini tinggi atau tidak passing grade-nya. Kalau ternyata lebih tinggi, gugur pilihan yang dibawahnya. Terpaksa nanti daftar ulang lagi," keluhnya.
Ian menyarankan sebaiknya SMU di Jakarta, menentukan passing grade-nya masing-masing. Dengan begitu orang tua tahu anaknya akan memilih sekolah yang mana. "Waktu saya tanya berapa passing grade di sekolah ini (SMU 72) gurunya tidak tahu. Kalau bisa sih gunakan sistem seperti masuk perguruan tinggi. Passing grade-nya terpampang jelas," ujarnya.
Hal senada juga dikeluhkan Demas, 29 tahun, warga Jalan Prihatin RT 07/RW 02 Kelurahan Kelapa Gading Barat. Menurutnya alangkah baik jika orang tua mengetahui passing grade sekolah yang akan dituju. Dengan begitu orang tua yang anaknya mempunyai nilai pas-pasan bisa punya strategi matang dalam memilih sekolah.
"Baiknya memang orang tua tahu passing grade. Tapi inilah kompetisi. Yang nilainya tinggi yang bisa masuk sekolah unggulan," ujar Demas kepada Tempo usai mendaftarkan adiknya.
Dalam memilih sekolah, Demas menambahkan orang tua sebenarnya tidak terlalu peduli apakah SMU anaknya itu favorit atau tidak. Pertimbangan utama adalah sekolah itu dekat dengan tempat tinggal.
"Kasihan anaknya kalau sekolahnya jauh. Tapi, kalau ada SMU favorit dekat rumah kenapa tidak masukkan ke situ saja," ujarya.
Pantauan Tempo di SMU 72, cukup banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke SMU 72. Rata-rata mereka memilih SMU 72 karena dekat dengan rumah. Pendaftaran sendiri dibuka pada pukul 08.00 dan ditutup pada pukul 15.00. Sampai saat ini pihak sekolah belum tahu berapa jumlah siswa yang mendaftar ke SMU 72. "Nanti jam 3 sore pas ditutup loket pendaftarannya baru ketahuan berapa yang daftar ke sini," ujar petugas pendaftaran yang enggan menyebutkan namanya.
DANANG WIBOWO