TEMPO Interaktif, Jakarta - Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan melakukan evaluasi terhadap sistem rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Evaluasi tersebut meliputi pola rekrutmen, pengelolaan, bagaimana hasil akademis, dan terutama soal pembiayaan selama ini.
Untuk itu, Sekolah Menengah Atas Negeri 28 Jakarta siap untuk dievaluasi. Selama ini, sekolah menerapkan RSBI dengan menggunakan rencana aksi untuk tiga tahun ajaran. "Action plan tersebut dilihat dari program yang ditentukan saat komite sekolah dilaksanakan," ujar Kepala Tata Usaha SMA N 28, Mario, kepada Tempo, Rabu (14/7).
Menurut Mario, sekolah dapat membuktikan dengan hasil akademis serta pengelolaan RSBI yang telah memasuki tahun keempat ini. "Dari segi akademis, sekitar 90 persen siswa kami diterima di perguruan tinggi negeri. Selain itu, dari segi ekstrakurikuler pun, SMA 28 berprestasi hingga ke luar negeri," ujarnya.
Dia mencontohkan, ekstrakurikuler seni tari di SMA 28 telah mengirimkan siswanya ke berbagai negara seperti Turki, Beijing, dan Jepang. Begitupun dengan ekstrakurikuler robotik yang sering ke luar negeri untuk berlomba.
Untuk tahun ajaran 2010-2011, kata Mario, biaya masuk belum ditentukan karena komite pun belum terbentuk. Namun, tahun ajaran sebelumnya, siswa yang masuk dikenai biaya masuk yang dinamakan sumbangan peserta didik baru sebesar Rp 9 juta.
Mengenai kesiapan sumber daya yang tersedia dalam menjalankan RSBI, Mario mengatakan sebanyak 90 persen guru di SMA 28 telah siap dalam mengajarkan siswanya. "Mereka sudah bisa berbahasa inggris," katanya.
SUTJI DECILYA