TEMPO Interaktif, Gading - Suasana hingar bingar, canda tawa siswa-siswi North Jakarta International School (NJIS) sudah tidak terdengar lagi. Terhitung sejak Jum'at lalu (24/09/10) siswa-siswi NJIS sudah tidak dapat lagi menjalankan rutinitas sehari-hari (kegiatan belajar), bercanda dengan teman-teman, dan sudah tidak lagi berinteraksi dengan guru-guru.
Yang terjadi hingga hingga Selasa (28/09/10) pemandangan yang terlihat di area sekolah hanyalah satuan pengamanan dari PT. Summarecon yang berjaga-jaga disekitar sekolah tersebut. Penjagaan ketat terlihat mulai dari sport mall hingga jembatan / putaran jalan kelapa nias raya tersebut. Kurang lebih sekitar 100 lebih personil keamanan melakukan penjagaan.
Memang North Jakarta International School (NJIS) yang berlokasi di jalan Kelapa Nias Raya Kelapa Gading Jakarta Utara saat ini sedang menghadapi masalah serius yakni perihal kerjasama dengan pihak pengembang dalam hal ini PT. Summarecon yang pada beberapa hari lalu memutuskan kerjasama.
“Kejadian ini sangat merugikan siswa-siswi yang bersekolah di NJIS. Seharusnya pihak pengelola sekolah dapat dengan cepat menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pihak pengembang,” jelas Arief, warga Kelapa Nias Raya, selasa (28/09/10).
Menurutnya, dampak masalah ini yakni aktifitas belajar siswa-siswi menjadi terhenti. Sebagian besar murid NJIS sebagian besar merupakan masih warga yang tinggal diwilayah Kelapa Gading akhirnya harus menerima kenyataan untuk sementara tidak lagi mendatangi sekolah tercintanya.
“Ada baiknya pihak pengelola sekolah dengan pihak pengembang berkoordinasi agar permasalahan cepat selesai. Kalau saya perhatikan, kondisinya sekarang ini seperti sedang ingin berperang, penjagaan terlihat dimana-mana,” jelasnya lagi.
Cut Meutia, General Manager Corporate Communication PT. Summarecon Agung Tbk menceritakan bahwa keberadaan NJIS di Kelapa Gading kurang lebih sekitar 20 tahun dengan menduduki lahan tanah seluas 1,4 hektar milik PT. Summarecon.
Ia melihat keberadaan sekolah di jalan Kelapa Nias Raya itu selama ini memiliki hubungan baik dengan lingkungan sekitar dan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas. Namun sejak munculnya kasus berakhirnya masa kerjasama antara pihak pengelola sekolah dengan pihak PT. Summarecon suasana di area lingkungan sekolah menjadi tidak seperti dulu.
Menurutnya pengambilan kembali lahan tanah milik PT. Summarecon disebabkan karena tidak ada keseriusan pembicaraan dari pihak pengelola sekolah seputar pembicaraan PT. Summarecon yang menawarkan kepada pihak pengelola sekolah untuk melakukan pembelian lahan tersebut. Namun setiap kali mengadakan pertemuan dengan pihak PT. Summarecon, dari pihak pengelola sekolah selalu bergonta ganti orang dalam pertemuan yang diadakan perihal tawaran itikad baik yang diajukan pihak PT. Summarecon.
“Sudah ada pembicaraan namun belum ada kesepakatan yang terjadi dikarenakan tidak ada keseriusan dari pihak pengelola sekolah perihal itikad baik yang kita tawarkan. Akhirnya kita putuskan untuk membatalkan dan selanjutnya mengambil kembali lahan tersebut,”jelasnya Selasa lalu (28/09/10).
Di halaman depan sekolah NJIS tidak terlihat/tampak perwakilan dari sekolah, yang terlihat hanyalah aparat keamanan PT. Summarecon yang berjaga-jaga. Terlihat pula spanduk pemberitahuan yang terpasang didepan sekolah yang dikeluarkan PT. Summarecon. Suasana selasa pagi (28/09/10) tampak tenang di area lingkungan sekolah tersebut karena memang sudah tidak ada aktifitas belajar mengajar.
“Siswa-siswi sudah tidak lagi belajar disekolah tersebut, saya tidak tahu sampai kapan mereka tidak lagi belajar disekolah itu. Sejauh ini sejak kejadian berlangsung tidak ada gerakan-gerakan seperti demo ataupun sejenisnya, sejauh ini masih aman dan arus lalulintas lancar seperti biasanya,” jelas Arief lagi.
M.FAHRIZAL