TEMPO Interaktif, Bekasi - Tersangka kasus penculikan anak, AI, 14 tahun, diragukan keterangannya. Dia justru diduga mendalangi kejahatan dengan mengeksploitasi anak menjadi pengemis.
Penyidik kasus tersebut Ajun Komisaris Sutoyo, mengatakan polisi tidak menemukan fakta dari keterangan tersangka terkait dalang utama di balik kasus penculikan anak untuk dipaksa menjadi pengemis di sejumlah lokasi keramaian di wilayah Jabodetabek.
"Semua keterangannya hanya alibi, dia (AI) banyak bohongnya," kata Kepala Unit Reserse Mobil Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi itu, kepada Tempo, Rabu (29/9).
AI kepada penyidik menyatakan dia dipaksa menculik anak oleh dua pria. Seorang berinisial NBS, 18 tahun, dan seorang lagi pria dewasa bertopeng. AI mengaku pria kedua ini adalah tokoh utama di balik kasus penculikan anak, memiliki mobil Kijang yang biasa dipakai menculik anak.
Tersangka AI mengaku tidak pernah mengetahui nama pria tersebut. Setiap kali bertemu, AI hanya memanggilnya dengan sebutan abang, karena selalu memakai penutup wajah.
Menurut Sutoyo, keterangan yang disampaikan AI tersebut tidak benar. Penyidik telah menyisir tempat persembunyian dua pria yang disebut AI tetapi tidak ditemukan. Hari ini (Rabu), tempat yang disisir adalah perempatan lampu merah di Grogol, Jakarta Barat. Sebelumnya, polisi telah mencari di Kampung Melayu, Jakarta Timur, tetapi hasilnya nihil.
Keterangan AI, kata Sutoyo, kemungkinan fiktif. Tersangka, ketika didesak selalu mengalihkan pembicaraan yang tidak jelas dan menuding Nico sebagai pelaku utama.
Sementara keterangan korban, MN, 5 tahun, membantah keterangan AI. Selama tiga hari diculik, MN mengaku hanya bersama AI. AI memaksanya menjadi pengemis di terminal Baranang Siang, Kota Bogor, dan Kranji, Kota Bekasi, sebelum diringkus Ahad (26/9) malam lalu. "Korban mengaku kemana-mana ditenteng oleh di AI, tidak ada orang lain," kata Suyoto.
Meski demikian, Sutoyo melanjutkan, penyidik masih berupaya mencari NBS meski kebenaran tentang perannya belum jelas. Pencarian dilakukan di beberapa tempat keramaian di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kota Bekor. "Tersangka AI sendiri ketika ditanya, tidak tahu asal muasal (NBS) ini," katanya.
Sebelumnya, tersangka AI mengaku hanya menjalankan perintah NBS dan pria bertopeng. Pada Jumat (24/9) lalu, AI dipaksa menculik tiga anak sekaligus: MN; Zf, 5 tahun; dan Et, 9 tahun. Mereka diculik di Swalayan Naga, Kranji, Medan Satria. Namun Zf dan Et dilepaskan setelah merengek meminta dipulangkan.
Aksi penculikan yang dilakukan AI bukan pertama kali. Pada Januari lalu, AI menculik lima anak usian antara 5- 7 tuhun di pintu air Kali Bekasi, Jalan M. Hasibuan. Kelima korban dipaksa mengemis di Stasiun Jatinegera, Jakarta Timur, dan terjaring Plisi Pamong Praja.
HAMLUDDIN