"Yang dipasang stiker baru enam mobil, yang minggu lalu mobilnya ditempel pejabat itu," ujar Arifin (52), salah seorang sopir M-01 yang ditemui di Terminal Senen, Jakarta Pusat, hari ini. Ia mengatakan minggu lalu memang ada informasi akan ada pemasangan stiker, namun sampai sekarang tidak ada realisasinya.
Arifin juga menambahkan sampai saat ini tidak ada perubahan dalam pengisian bensin. "Masih biasa saja seperti sebelumnya," katanya. Ia juga menambahkan bahwa sampai saat ini belum ada pendataan berapa liter bensin yang dihabiskannya per hari.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Suroyo Alimoeso menjelaskan bahwa tujuan pemasangan stiker ini adalah melanjutkan sosialisasi uji coba pembatasan BBM bersubsidi pada sopir. Namun ketika dicek pada para sopir, mereka mengaku tidak menerima sosialisasi lanjutan. "Belum ada pemberitahuan lagi sejak minggu lalu," kata Bambang, sopir M-01A. Sedangkan Arifin malah masih mempercayai informasi yang salah mengenai pembatasan BBM. "Pokoknya saya nggak setuju kalau mikrolet cuma boleh membeli 10-15 liter bensin sehari," katanya.
Sementara itu sejumlah petugas terminal Senen mengatakan pemberian stiker bukanlah kewenangan mereka. "Kami hanya menyediakan tempat untuk ujicoba saja," ujar seorang petugas yang ditemui di lapangan.
Seperti diberitakan sebelumnya, ujicoba pembatasan BBM bersubsidi untuk angkutan umum resmi dilaksanakan di Terminal Senen Rabu pekan lalu (23/2). Kegiatan ini dilakukan dengan penempelan stiker pembatasan BBM bersubsidi pada enam mikrolet M01 secara simbolis, namun belum dilakukan pembatasan BBM bersubsidi.
RATNANING ASIH