TEMPO Interaktif, Tangerang - Rumah Sakit Awal Bros (dulu Global Medika) mengakui telah memberikan suntikan cairan infus bicnat kepada Maureen Angelina, bocah delapan bulan yang ujung jemari kelingking tangan kanannya putus. Tapi, pemberian infus itu memang untuk menyelamatkan nyawa Maureen.
Direktur RS Awal Bros, Kuntari Retno, mengatakan bahwa ketika Maureen masuk ke Instalasi Gawat Darurat 16 November lalu dalam kondisi tak sadarkan diri. "Maureen mengalami kejang, nafas tersengal, denyut jantung cepat, demam tinggi, dehidrasi berat, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh," kata Kuntari dalam konferensi pers, Kamis (3/3).
Oleh karena kondisi tersebut, kata Kuntari pihaknya mengambil tindakan medis dengan
memberikan cairan infus. "Karena kandungan PH darahnya asam, maka diberikan cairan bicnat. Namun sebelumnya kami telah meminta persetujuan keluarga pasien dan telah disetujui," ujar Kuntari.
Kuntari menduga cairan infus itu merembes ke jemari karena tangan Maureen yang terus bergerak. Rembesan tersebut mengakibatkan kerusakan jaringan pada ujung jari kelingking kanan. "Hal itu sangat tidak kami harapkan," kata Kuntari.
Orang tua Maureen melaporkan RS Awal Bros ke Polres Metropolitan Tangerang, dua pekan lalu, atas tuduhan malpraktek. Kepada Tempo ibunda Maureen, Linda Kurniawati, mengatakan, sebelum akhirnya putus, jari kelingking anaknya mengecil dan menghitam.
Atas kejadian buruk itu Linda sudah beberapa kali meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit, namun tidak ditanggapi denga baik. "Tidak ada titik temu, bahkan tidak ada ganti biaya rumah sakit saat di ICU (intensif care unit)," kata Linda.
Secara terpisah Kepala Satuan reserse kriminal Polres Metro Tangerang, Ajun Komisaris Besar Sumanto mengatakan masih memeriksa saksi-saksi, seperti dokter dari Ikatan Dokter Indonesia dan dari rumah sakit terkait. "Ini rangkaian pemeriksaan yang panjang sebab
melibatkan banyak saksi," kata Sumanto.
AYU CIPTA