“Soleh dilahirkan pada usia kandungan tujuh bulan. Seperti umumnya bayi prematur, beratnya pasti di bawah 2,5 kilogram,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Tri Wahyuharini.
Sementara itu Kepala Puskesmas Parung Panjang, Dede Agung Priatna, mengungkapkan kalau orang tua Soleh yang sebelumnya menolak terapi peningkatan berat badan anaknya itu lewat rawat inap di puskesmas. Alasannya, anak-anaknya yang lain takut terbengkalai. “Kami sudah meminta ke orang tuanya, tapi katanya kalau ikut terapi nanti empat anaknya yang lain tidak terurus,” kata Dede.
Dede juga menegaskan Soleh bukan bayi kurang gizi. Gejala gizi buruk, kata Dede, bisa dilihat berdasarkan gejala klinis seperti marasmus ataupun terpantau melalui kurva pertumbuhan berat badan.
Sebelumnya, Ita Rosliana, bidan desa yang menangani kelahiran Soleh, mengungkapkan bahwa saat lahir Soleh hanya memiliki berat badan 1,1 kg. Saat meninggal bobot badan Soleh 2,5 kg.
DIKI SUDRAJAT