Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebanyak 21 Jemaah Ahmadiyah Beralih Memeluk Islam  

image-gnews
ANTARA/Arief Priyono
ANTARA/Arief Priyono
Iklan

TEMPO Interaktif, Bogor - Sebanyak 21 Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Kampung Ciaruteun Udik, Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibumbulang menyatakan diri kembali memeluk Islam, Selasa (15/3).

Prosesi masuknya JAI kedalam Agama Islam dilakukan di Mesjid Al-Hasan di Kam. Ciaruteun Udik Rt1/2, Des. Ciaruteun Udik, Kec. Cibumbulang, Kab Bogor, sekitar pukul 13.30WIB, dipimpin oleh Ketua MUI Desa Ciaruteun Udik KH. Ujang Acik.

Sebelum membaca dua kalimah syahadat, 21 anggota JAI di hadapan Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Polisi Dadang Raharja, Ketua MUI Kecamatan Muchtar, aparat Desa, para tokoh desa ketua Rt dan Rw, serta dihadapan ratusan warga yang hadir mengucapkan janji kalau mereka telah keluar dari JAI.

Seusai pembacaan janji, ke 21 JAI selanjutnya membaca dua kalimah syahadat yang dipandu oleh Ket. MUI Desa Ciaruteun Udik. Ke 21 anggota JAI terdiri dari 7 orang wanita dan 13 pria dari berbagai usia, meliputi 16 desawa, 5 orang anak-anak.

Salah seorang mantan JAI, Nurhasan (53) menuturkan kejadian ini merupakan kekuasaan yang Maha Kuasa, ia juga mengungkapkan setelah memeluk Islam dirinya merasa tidak terasing lagi. ''Merasa tidak terasing, banyak saudara dan bisa hidup damai di kampung ini (Kam. Ciaruteun),'' kata Nurhasan seusai prosesi ikrar.

Ia juga menyampaikan sebenarnya sejak dulu dirinya sudah berkeinginan memeluk Islam. ''Alhamdulillah sekarang sudah tercapai,'' ujarnya.

Mulai saat ini, lanjut Nurhasan, dirinya akan menggelar salat Jumat bersama umat Islam di Kampung Ciaruteun Udik. ''Insyaallah nanti akan jumatan bersama umat Islam lainnya,'' kata Nurhasan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika ditanya apakah ada paksaan untuk memeluk Islam, dengan tegas Nurhasan menyatakan bahwa keinginannya untuk memeluk Islam datang dari hati nuraninya. ''Tidak ada paksaan, murni dari hati nurani,'' ujarnya.

Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Polisi Dadang Raharja, juga menegaskan masuknya JAI tersebut bukan karena paksaan atau mobilisasi pihak tertentu untuk memaksa ke 21 JAI. ''Mereka masuk Islam dengan sukarela,'' ujar Dadang.

Ketua MUI Desa Ciaruteun Udik KH. Ujang Acik, menjelaskan proses pengislaman ini merupakan yang kedua kalinya. ''Sebelumnya pada sabtu lalu ada dua orang yang mengucapkan syahadat,'' ujar Ujang.

Ujang juga menjelaskan ke depan ada lima orang lagi yang akan masuk Islam.

DIKI SUDRAJAT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

6 Juni 2018

Penyerangan, perusakan rumah dan pengusiran terhadap warga Ahmadiyah Lombok Timur. twitter.com
Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.


Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

21 Mei 2018

Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana memberikan keterangan saat konferensi pers terkait penyerangan dan pengusiran jemaah Ahmadiyah di Lombok Timur, di kantor Komnas Perempuan, Jakarta, 21 April 2018. JAI meminta pihak kepolisian untuk menegakkan hukum terhadap pelaku penyerangan dan pengusiran jemaah Ahmadiyah yang terjadi pada Sabtu dan Minggu, 19-20 Mei 2018 yang dilakukan oleh sekelompok orang. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.


Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

21 Mei 2018

Sekretaris Pers dan Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia Yendra Budiana di kantor Komisi Nasional Perempuan, Menteng, Jakarta, Senin, 21 Mei 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi
Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.


Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

21 Mei 2018

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.


Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

20 Mei 2018

Garis polisi menutupi pintu markas Ahmadiyah di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, 3 Juni 2017. Petugas Kepolisian melakukan penyegelan kembali dan penyelidikan terkait perusakan segel markas Ahmadiyah oleh oknum Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI). TEMPO/Subekti
Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.


Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

20 Mei 2018

Jemaah Ahmadiyah Berharap Mendapat Izin Rumah Ibadah
Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.


Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

25 Juli 2017

Seorang petugas memindai sidik jari warga saat uji coba penerapan KTP elektronik (e-KTP) di kantor Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta, Rabu (30/12). e-KTP akan diberlakukan secara nasional pada 2013.Tempo/Arif Wibowo
Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.


Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

24 Juli 2017

Mesjid An Nur di Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. TEMPO/Tony Hartawan
Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.


Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

24 Juli 2017

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan revisi UU ormas telah selesai dibahas pemerintah, di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, 10 Juli 2017. TEMPO/Lidwina Tanuhardjo
Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.


Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

14 Juni 2017

Jamaah laki-laki dan perempuan Ahmadiyah Depok melaksanakan salat Jumat berjamaah di halaman belakang bangunan ibadah mereka yang disegel pemerintah Kota Depok, 9 Juni 2017. TEMPO/Imam Hamdi
Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.