TEMPO Interaktif, Jakarta -Puluhan nelayan yang tergabung dalam Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) hari ini melakukan unjuk rasa di Patung Kuda, Indosat untuk memperingati Hari Nelayan Indonesia yang jatuh pada 6 April.
Mereka menuntut perlindungan negara terhadap kelangsungan hidup nelayan. "Nelayan di Indonesia hidup tanpa perlindungan pemerintah," kata Abdul Halim selaku Koordinator Program Kiara, hari ini.
Kiara mencatat dalam selang waktu antara Januari hingga Februari 2011 lalu, sebanyak 32 nelayan hilang dan seorang lainnya meninggal dunia akibat hempasan ombak saat mereka melaut mencari ikan.
Kendati Badan Meteorologi dan Geofisika telah memperkirakan cuaca ekstrem akan berlangsung hingga April, namun uluran tangan pemerintah dirasa bagai setetes air di gurun pasir. "Bantuan yang diberikan pada nelayan dalam menghadapi cuaca ekstrem ini ala kadarnya, tidak berjangka panjang dan berbasis proyek," kata Halim lagi.
Karenanya, Kiara menuntut pemerintah untuk menyediakan modal usaha untuk industri dan pengolahan, menyediakan asuransi iklim dan jiwa, menyediakan subsidi bahan bakar untuk melaut, memberi insentif berupa harga penjualan yang layak di tempat pelelangan ikan, menghapus pungutan perikanan dan memberi jaminan penggantian kapal.
Setelah melakukan aksi di Patung Kuda, rombongan nelayan ini melanjutkan aksinya di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat, di depan kantor Mahkamah Konstitusi hingga ke depan Istana Negara.
PINGIT ARIA